hari ini sepertinya saya isi pakai pertamax deh... kita lihat saja nanti yak.. SEMANGAT !!!!....
oh iya, kalau ada saran untuk kata yang cocok boleh dikomen dong, terima kasih :D ...
( ̄¬ ̄) ( ̄¬ ̄) ( ̄¬ ̄)
Chapter 33 : Yamada-kun dan Utano-san
Penerjemah : MasariuMan
siapa yang sedang menangis?
dikarenakan bagian utama dari istana, yang mungkin di ukir dari batu-wajah, setelah dihancurkan, langit-langit dari bangunan hilang dan langit biru nampak. langit berwarna biru cerah dan matahari bersinar terang. bersamaan dengan hembusan angin yang indah, seharusnya ini dapat membuat orang merasa nyaman dan mengantuk tapi itu hanya membuatku menjadi sangat kesal sekarang.
suara dari pedang, ledakan magic, dan suatu tempat yang hancur, tangisan dari monster sialan itu, suara putus asa dari teman-temanku, dan suara dari orang yang berada disampingku yang memanggilku---semuanya membuatku kesal.
aku tidak dapat mendengarkannya, kalau seperti ini.
kata-kata terakhirnya.
suara dari _____, yang hilang di pelukanku.
"maaf."
ketika aku mengatakan itu, perempuan yang berada ditanganku tertawa seakan kerepotan. walaupun darah merah mengalir keluar dari tubuhnya karena ditebas oleh raja iblis kegelapan, dia tetap tertawa. ekpresi terakhirnya bukan menangis atau kesakitan, tapi adalah senyum dan tawa.
sangat menyakitkan melihat dia seperti ini jadi aku memeluknya dengan erat.
tapi, teman disebelahku tidak dapat melihatnya ditanganku, mereka menggoyangkan bahuku, memanggil namaku dengan suara keras.
"walaupun aku bilang aku akan melindungimu. walaupun aku--- berjanji padamu."
sekali lagi, wanita itu tertawa. kali ini, dengan senyum, dia menggelengkan kepalanya.
rambut pirangnya bergoyang, dan mata hijaunya menjadi lembut. ekpresi yang dia tampakkan itu sangat indah dan jika itu bukan kerana dia penuh darah di tanganku, mungkin orang akan jatuh cinta padanya.
tapi, merah darah, sumber dari kehidupan, hanya membuatnya semakin cantik dan indah.
aku membelai pipinya dengan lembut. tapi aku tidak mendengar suara apapun. hanya multnya saja yang bergerak.
aaaaah, kenapa aku selalu seperti ini? tidak dapat melindungan yang ingin kulindingi. selalu dilindungi oleh orang lain, pahlawan paling terlemah. pahlawan gagal yang tidak bisa menggunakan kekuatannya dengan baik. mengapa? mengapa? mengapa? ---- mengapa aku meminta kekuatan seperti ini? jika harus berakhir seperti ini, harus sesakit ini.....
"---"
dalam ingatanku, keributan menganggu omongannya. aku tidak bisa mendengarnya, perkataan terakhirnya.
sihir yang luar biasa menguncang dunia. tebasan dari brave dan pengguna pedang iblis, nafas dari naga kuno, serangan dari dewa iblis; menjadikan istana dewa iblis hancur menjadi puing-puing.
semuanya bertarung dengan keras, bersama-sama. mereka semua berusaha untuk mengalahkan musuh dari dunia ini. walaupun aku, yang memegang senjata yang dapat mengalahkan musuh itu, tidak memegang senjata itu sendiri melainkan dia.
aku memegang tangannya yang kecil, lembut, hangat, dan penuh darah. walaupun ini bukan pertama kalinya aku melakukannya, aku merasa bahwa ini seperti pertama kali.
itu terasa seperti bukan tangannya lagi, dan agar aku tidak lupa akan rasanya, aku meletakkanya didekat pipinya.
"kamu bisa kotor."
"aku tidak peduli, ini darahmu juga."
"......seperti biasa, kamu memang bodoh."
yeah, itu benar. aku memang bodoh. sangat bodoh. seorang idiot yang tidak dapat melindungi apapun yang dia inginkan. dan bahkan, aku masih berharap dapat melindinguinya..... seseorang yang tidak bisa diharapkan, orang bodoh yang tiada gantinya.
dan dia bilang ______ padaku. karena aku seperti ini, dia berkata _______ padaku. karena itu aku bersumpah kalau aku tidak akan mengubah gaya hidupku.
tidak temanku, tidak dunia, tidak dewa iblis, tapi aku memilih wanita didepanku.
dan, wanita ini melihatku dengan tersenyum.
"jangan menangis."
mendengar suaranya, aku pun sadar kalau aku menangis.
akulah yang menangis.
"....jangan menangis, idiot."
walaupun dia sebentar lagi tiada, suara ______ sangat lembut dan menghangatkan. tangannya memegangku dan mulai kehilangan kekuatan jadi aku memegangnya dengan kuat bahkan lebih kuat. walaupun aku memegagnya dengan kuat yang seharusnya sakit, jangankan menangis dalam kesakitan, ______ tidak menunjukkan perubahan pada ekpresinya.
dia, tetap melihatku dengan senyumannya.
"aku, daripada muka tangismu.....aku lebih suka mukamu yang tersenyum."
dia tertawa. dengan sebuah senyum, sebuah senyum yang aku cintai, dia berkata begitu padaku.
sampai akhir hayatnya, dengan senyumannya. dengan silau, dan sangat sakit dilihat, senyum.
"karena itulah, jangan menangis."
karena itulah, aku membuat janji.
.
.
.
.
.
ketika aku membuka mataku, aku melihat langit-langit(plafon) yang tidak asing bagiku. sebuah lampu gantung yang megah tergantung di dinding kayu. aku menggerakkan kepalaku untuk melihat kesekitar, sangat mewah, tirai tebal mahal tergantung di jendela.
sepertinya perapian sedang menyala karena ruangan itu terasa hangat. dilihat dari embun dijendela dari luar, pasti diluar sangat dingin.
melihat kembali ke langit-langit ruangan, aku menghela nafas.
"ermenhilde?"
aku memanggilnya tapi tidak ada jawaban. dia tidak ada disampingku dan aku menghela nafas lagi.
aku tahu dimana diriku sekarang. tempat ini---ruangan ini adalah ruanganku. setelah dipanggil ke dunia ini, aku tinggal di ruangan ini sambil mempelajari tentang dunia ini. entah itu tata letak furnitur atau pandangan dari jendela, semua itu terasa nostalgia. ketika keteganganku menghilang, aku kembali merelakskan diriku di kasur.
tapi, aku tidak mengerti bagaiman aku disini. setelah pertarungan di hutan ini....apa yang terjadi dengan tengkorak sialan itu?
"---"
ketika aku mencoba untuk bangun, rasa sakit muncul di tangan kananku. setelah melihat itu aku menyadari kalau luka itu sudah diperban. oh iya, aku mendapatkan luka yang cukup dalam juga dari tengkorak itu.
setelah itu, setelah bertemu dengan aya dan lainnya---aku tidak mengingat apapun. aku pasti pingsan sepanjang waktu. aku ingat kondisiku makin buruk setelah tangan kananku terluka. aku mungkin keracunan pada sat itu juga. karena racun itu tubuhku terasa lambat. walaupun bergerak sedikit terasa sangat sakit.
ketika mengkonfirmasi kondisi dari tubuhku, aku merasa takjub aku masih bisa selamat. jangankan nona francesca, bahkan aya atau feirona tidak bisa menggunakan magic detoksifikasi. sepertinya kamu tidak bisa mendetoktifikasi racun jika kamu tidak mengerti komposisinya. tidak peduli seberapa geniusnya aya, dia masih 18 tahun. dan lebih dari itu, di dunia seperti ini dimana sains sangat terbelakang, tidak mungkin mereka mempelajari tentang racun dan komposisinya. racun yang datang dari keturunan dewa iblis mungkin tidak memiliki penawarnya juga. tentu saja, tidak seperti game, dunia ini tidak memiliki penawar sama sekali untuk semua jenis racun.
hanya yayoi-chan dan satu orang lagi yang memiliki kekuatan di dunia ini untuk menawarkan racun dari dewa iblis. jika ini benar-benar istana imnesia seperti yang kupikirkan, aku pasti di selamatkan oleh penyihir dari ibukota.
"*menguap*"
ketika aku memikirkan sesuatu seperti itu, aku menguap dan mengantuk. badanku masih lelah atau aku mungkin terlalu tidur dan ingin tetap tidur ? aku bahkan tidak tahu situasi sekarang tapi karena aku tidak dibangunkan tandanya tidak dalam situasi darurat. ketika aku berusaha untuk mempertahankan kesadaranku, aku merasa sangat ngantuk, dan akhirnya aku sadar ada orang lain yang berada diruangan ini.
orang rambut hitam itu sekarang tidur sambil duduk di kursi dan menggunakan tangannya diatas meja sebagai bantall. aku bisa dengan mudah mengenali muka itu.
"oi, aya."
aku memanggilnya tapi tidak ada respon. dia pasti sedang tidur lelap. tidur di pose itu akan membuat badannya sakit nantinya.
setelah mencoba memanggilnya beberapa kali, aku menyerak memanggilnya. yaah, ruangan ini hangat, dia tidak akan kedinginan juga. walaupun aku berfikir aku akan dimarahi karena melihat mukanya yang sedang tidur itu nantinya. well, akan kupikirkan nanti bagaimana menghadapinya. karena tidak ada lagi yang perl dilihat, aku memutuskan untuk melihat wajah tidurnya. karena dia selalu bertingkah tinggi, momen ini sangat berharga. aku akan menganggunya nanti tentang ini.
kelopak matanya dan bahu kecilnya bergerak seperti dia bernafas. ekpresinya juga lembut dan cocok untuk umurnya. ekpresi biasanya juga cocok dengannya tapi ekpresi sekarang memiliki daya tarik tersendiri. dia dipanggil murid kehormatan di akademi tapi aku penasaran jika dia juga tidur dikelas atau tidak. aku penasaran berapa banyak laki-laki yang melihat mukanya seperti ini.
tapi aku merasa bosan juga dan aku sekali lagi melihat keluar jendela. bagaimana aku mengatan ini, aku sudah terbiasa melihat dia tidur seperti ini. yaah dia selalu tidur duluan ketika kami berpergian.
karena tubuhku masih sakit untuk bergerak, aku hanya bermalas-malasan seperti ini.
"....."
ibukota kerajaan imnesia. lokasinya terletak di tengah benua, dan ini adalah kota terbesar. dengan 4 kota besar di setiap sisi, ini adalah ibukota dimana raja tinggal.
dari hutan jiwa membusuk, dimana ingatanku terakhir, paling tidak 5 hari menggunakan kuda untuk sampai disini. sangat menakjubkan aku selamat selama itu dalam perjalanan sambil keracunan.
tiba-tiba, pintu terketuk. tanpa menunggu jawaban, pintu itu terbuka dan muka yang tidak asing bagiku muncul.
"ah, jadi kamu sudah bangun."
dia berkata seperti dia hanya datang kesini untuk berbicara. aku pria yang terluka dan pingsan karena lukaku ini lho. well, jika aku mengatakan itu, tidak akan berakhir baik untukku, faktanya aku pasti akan dimarahi karena membuat aya dan yang lainnya khawatir karena hal itu.
entah bagaimana, aku tidak bisa menang adu mulut dengannya. aku telah kalah berapa kali sampai aku tanpa sadar waspada bahwa fakta aku akan kalah jika beradu pendapat.
sambil memainkan rambut kuning mudanya yang jatuh dari bahunya, dia dengan pelan menutup pintunya. untuk memastikan aya tidak bangun, aku tidak mendengar bahkan suara sekecilpun. dia sangat hebat.
dia menggunakan jubah seperti penyihir dan memakai kacamata, yang sangat langka di dunia ini. mata kemerahannya yang menunjukkan keinginan yang kuat melihat langsung kearahku tanpa keraguan. aku yakin tidak hanya aku yang menganggap tatapnnya menakutkan. ketika dia berjalan diatas karpet tanpa mengeluarkan suara apapun, dia benar-benar terlihat seperti penyihir dalam lagenda dan dongeng-dongeng. walaupun, sekali lagi, aku sangat hati-hati apa yang akan terjadi padaku jika aku mengatakan itu dengan keras.
sangat aneh untukku tetap baring seperti ini. aku mencoba untuk bangun ketika pandangannya mulai sedikit hangat. dia khawatir padaku?
mungkin. pandangannya dan keberadaannya menakutkan tapi aku tahi wanita ini tidak terlalu dingin. dia pasti khawatir padaku. tapi yaa, fakta bahwa dia disini berarti perkiraanku tidak salah. aku menghela nafasku lagi.
"jadi kita benar-benar ada di istana imnesia?"(renji)
"iya. kamu dibawa kesini dengan luka yang sangat hebat, yamada-kun."
sambil mengatakan itu, penyihir ibukota dengan perlahan membelai rambut aya yang masih tidur.
---utano-san.
belaiannya pasti terasa enak karena ekpresi tidur aya menjadi lembut. mereka terlihat seperti keluar yang aku rasa nyaman juga. dan, walaupun itu mudah dimengerti, aya memiliki rasa kasih sayang untuk utano-san seperti ibunya sendiri. ketika dia berada dalam masalah dia pasti akan pergi ke utano-san juga. bahkan kupikir dia masih melakukan itu sampai saati ini. jujur aku merasa sedikit iri dengan hubungan mereka.
menyadari pandanganku, utano-san melihatku dengan tatapan mengejek.
"jika kamu melihat muka perempuan yang sedang tidur dengan serius, kamu akan dicap sebagai orang mesum lho..."
"kesar sekali. aku tidak melihatnya dengan serius."
"fufu. tidak peduli yang yamada-ku pikirkan, anak ini tidak apa-apa juga sih."
sambil tetap membelai rambut aya, tangannya sampai ke pipi aya. seperti kegelian, aya bergerak karena itu. dia seperti kucing.
"yaaaah, orang spesial melihat wajah tidurnya. itu sangant penting lhoo."(utano)
"..."
aku hanya bisa mengalihkan pandanganku dari utano-san yang mengatakan itu.
aku bisa memprediksikan apa yang akan dia katakan selanjutnya. karena itulah aku memutuskan untuk melihat kejendela. aahh, dimana ermenhilde?
"hargai mereka dengan benar."(utano)
"aku tahu. dengan caraku sendiri."
pandangannya dingin dan tajam dan mengarah padaku. tapi, yaah mau gimana lagi.
sangat tidak jelas apa yang aya dan aku inginkan diantara kami. jika aku ingin mengubah itu, aku pasti gagal.
"sepertinya setelah setahun, ketidak kompeten mu tidak berubah sama sekali."(utano)
".....sangat kasar. aku tidak berusaha menjadi orang tidak kompeten lho..."
"jika itu aku, aku akan mengambil jalan to the point saja."
"yaah, itu memang seperti kamu."
aku, tidak sepertimu, tidak cukup kuat untuk percaya pada diri sendiri. aya... aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.
langsung to the point atau berterus terang dan kemudian gagal, itu bukan hal yang lucu. yaaah, itu hanya alasan saja sih. faktanya, sepertinya yang utano-san katakan, aku memang tidak kompeten. aku tahu perasaan aya padaku. tapi, aku tetap menghindarinya.
jika aya tidak tahu apa yang dia inginkan dariku, yaaaa kami dengan simpel mencarinya bersama. dia masih 18 tahun, dia hanya anak 16 tahun ketika dia mendapatkan perasaan itu. sangat salah menanyakan jawaban untuk sesuatu seperti itu dari anak seperti dia. tapi tetap saja, aku melakukannya. dan aku dimanjakannya juga. walaupun jawabanku........sudah ada setahun lalu.
"dia menangis setelah kamu pingsan lho"(utano)
"begitu....."
"membuat wanita menangis. kamu benar-benar yang terburuk."
"aku tahu."
ketika aku mengangkat bahuku, dia hanya menghela nafas.
apakah aku menjadi terburuk karena aku lemah atau karena aku tidak menerima aya? pasti kedua-duanya. yeah, aku benar benar tidak kompeten. diomeli orang lain selain ermenhilde, aku malu akan diriku sendiri.
"dan, aku juga------"(utano)
"Hm?"
kata-katanya berikutnya dikatakan dengan suara kecil jadi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
aku melihatnya agar dia mengulanginya lagi tapi dia melihatku dengan mata dingin dari sang penyihir.
"jadi aku dengar kamu mengamuk di hutan jiwa membusuk?"(utano)
"tidak, aku hanya lari dari monster. aya yang melakukannya."
"apa-apaan itu? itu berbeda sekali dengan apa yang kudengar."
sepertinya dia tidak akan mengulangi apa yang dia katakan jadi aku memutuskan untuk menjawab pertanyaan dia berikutnya.
ketika aku melakukannya, dia tertawa sambil menutupi mulutnya. sikap itu benar-benar seperti wanita, tapi terasa beda dari aya atau nona francesca. dia kalah dengan mereka masalah dada tapi dia benar-benar dewasa.
"itu benar."(renji)
"itu mungkin kamu tapi sepertinya aya berfikir berbeda. yaaah, orang-orang akan meninggikan setiap yang dilakukan orang itu jika dia suka dengan orang itu."
"pada dasarnya, aya tidak berada disitu juga."
aku mengingat tengkorak sialan itu. aya tidak disitu tapi sudah pasti aya yang membunuhnya. kekuatan yang dia tembakkan dari bawah tanah menghilangkan setengah dari tubuh iblis itu.
melihat serang seperti itu benar-benarn membuatku sadar betapa lemahnya aku. dia pintar, cantik, dam punya kepribadian yang baik juga. satu hal yang bermasalahnya denganku hanya umurnya. sungguh hal yang menyedihkan.
"kalau begitu, sudah pasti, untuk anak ini, kamu sangat spesial."(utano)
"itu merepotkan. aku buka orang spesial."
ketika kami berbiaca dengan suara kecil agar aya tidak bangun, kami melihat kemuka tidur aya lagi.
"jadi, kenapa aku disini?"(renji)
"kamu tidak ingat?"
"sayangnya, aku tidak ingat apapun setelah mengalahkan iblis dihutan."
"ara ara~ sepertinya kamu melewat wajah tangisan aya"
"jujur aku lega aku tidak melihatnya."
jika aku melihat sesuatu seperti itu, aku akan dipenuhi rasa bersalah.
wajah menangis adalah salah satu---yang paling tidak mau aku lihat. kalau tangisan bahagia sih tidak apa-apa. tapi aku tidak mau melihat tangisan kesedihan..... sama sekali.
"aku juga cengeng. jika aku melihat seseorang menangis, aku akan menangis juga."(renji)
"itu benar"
cukup, jangan dilanjutkan lagi, aku mengalihkan pandanganku dari pandangannya. kenapa dia menunnjkkan ekpresi yang lembut? aku benar-benar tidak bisa melawan utano-san. dia enak diajak bicara tapi aku merasa dia bisa melihat apa isi hatiku.
"yui membawamu dari hutan kesini."(utano)
"yui?"
aku bertanya lagi karena menengarkan nama yang tidak asing.
yui-chan. hiyuu yui. satu dari 13 orang yang dipanggil didunia ini, seperti kami. seorang gadis penjinak monster. aku tidak tau dia ada dimana sekarang tapi apakah itu beruntung dia ada disekitar hutan?
"dia sebenarnya ada benua elfreim tapi sepertinya koutarou-kun yang membawanya. dia melihat ke masa depan dimana kamu akan mati. kamu harus berterima kasih pada mereka."(utano)
darimana aku harus memulainya? aku sudah kaget dengan nama yui-chan dan koutarou dan sekarang kamu memberitahu kalau aku diprediksikan akan mati?..... koutarou sialan, jika dia melihat sesuatu seperti itu, langsung beritahu aku!
well, aku juga salah karena bersembunyi selama setahun juga.
kenapa setiap kali dia melihatku dimasa depan, aku selalu akan mati? apakah aku begitu lemah? aku pikir aku paling tidak lebih kuat dari petualang normal di dunia ini tapi apakah itu juga salah? aku benar-benar ingin menangis sekarang.
melihatku seperti itu, utano-san tertawa lagi. aya tetap tidur seperti biasa.
"yui-chan dan koutarou.....apakah kamu berusaha mengumpulkan semuanya keibukota?"(renji)
"well, acara akan dimulai dalam waktu dekat tapi aku tidak ada niat untuk melakukannya."
dia mengatakan tidak ada niat untuk melakukannya berarti seseorang merencanakannya dibalik layar.
sebagai contoh, orang yang membuat dunia ini, atau mungkin hanya takdir yang aneh. tapi, orang itu bukan manusia tapi dewi. aku harap intuisiku yang mengatakan bahwa ada masalah lain datang benar-benar salah. semua yang dia katakan berada di masalah dengan level yang berbeda. dan juga ntah kenapa itu selalu berhubungan denganku. apakah aku sendiri yang berfikir dia hanya bermain-main denganku saja?
utano-san sepertinya sudah membaca pikiranku dan memberikan senyum karena tertarik.
"bekerja keraslah."(utano)
"aku menolak. aku sudah bekerja keras sepanjang hidupkan dari setahun lalu."
"itu tidak ada hubungannya. dia seorang dewi, dan itu adalah tugasmu untuk menerima permintaannya."
logika seperti apa itu?! itu sangat tak masuk akal. aku harus berurusan dengan wanita itu sepanjang hidupku?(TN: disini renji manggil dewi sebagai wanita, bkn dewi dengan cara sopan.)
utano-san berdiri sambil mengabaikanku yang menjatuhkan bahu karena kecewa.
"tapi pasti, ini sepertinya semuanya berkumpul bersama. itu seperti takdir."(utano)
"oh tolonglah jangan. raja iblis sudah mati. masalah yang paling besar sudah hilang.......aku hanya tidak mau bertarung lagi."
"aku setuju. aku memiliki banyak hal yang harus aku lakukan di negara ini."
nadanya, sangat dalam sebelum dia mengatakan kata terakhir itu. dia pasti sangat depresi sambil memikirkan semua pekerjaannya.
dia tidak menunjukkannya pada ekpresinya seperti biasa tapi, hanya disaat seperti ini dia benar-benar dapat dimengerti.
".......kamu sepertinya bekerja keras juga. dengan semuanya."(renji)
"yes, terima kasih untuk seseorang yang langsung hilang ntah kemana."
aku memutuskan untuk mengabaikannya dan melihat muka aya yang lagi tidur.
aku benar-benar minta maaf akan hal itu. untuk lari dari semua masalah, dari aya dan menyembunyikan diriku dari teman lainnya.....untuk meninggalkan semuanya ke utano-san.
tapi walaupun begitu, utano-san tidak pernah menyalahkanku dengan serius untuk semuanya dan masih berbicara denganku seperti biasa. aku penasaran jika wanita ini tahu kalau hal itu membuatku senang. walaupun aku berada di posisi tidak bisa melawan dia apapun yang dia katakan padaku.
"fufufu, untuk sekarang, sembuhkan dulu lukamu. disini aman kok."(utano)
"tolonglah, bolehkan aku pindah ke penginapan di kota palint tidak?"
jika aku berada disini, aku pasti akan bertemu beberapa orang yang mengetahuiku. bagaimana aku akan menghadapi mereka setelah aku bersembunyi dari mereka selama setahun?
walaupun tahu akan hal itu, pandangan utano-san tetap dingin. sangat dingin di level 0 derajat yang mengarah kepadaku.
"itu tidak mungkin. semua orang sudah tahu kamu disini."(utano)
"---apa?!"
"eru adalah jaminannya, tanpa eru, kamu tak bisa sembarangan kabur dari istana juga. iya kan?"
aku melihat utano-san.
dan dia melihatku dengan senyuman seperti anak kecil yang berhasil dengan prank nya. walaupun itu adalah ekpresi yang langka darinya, aku hanya bisa merasa dingin dari itu.
"utanosan, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"ada apa, yamada-kun?"
"aku, berapa lama aku..... tidur?"
"hari ini adalah hari kelima, jadi kukira sekitar 100 jam ?"
aku menutupi mukaku dengan tangan kiriku. pantas saja tubuhku terasa lesu. aku pasti langsung dibawa ke ibukota tapi aku tidak berfikir aku akan tidur sangat lama.
"aya ada disini, bagai mana dengan mereka.....feirona dan yang lainnya?"(renji)
"aku bertemu mereka. anak bangsawan, elf, dan beast woman. kamu sekali lagi berkelana dengan orang yang menarik, eh?"
"jadi mereka selamat. baguslah..."
itu melegakan. aku berfikir juga kalau mereka selamat karena aya disni tapi aku khawatir karena itu sudah 5 hari.
mereka mungkin tidak di istana jadi mereka pasti di kota, beristirahat di penginapan. jika aku bisa kabur nanti, aku harus bertemu mereka. yaah pertama-tama aku harus menemukan penginapan mana tempat mereka menginap.
"kamu tenang saja. aku akan mengirim pesan besok dan mengundang mereka ke istana nanti."(utano)
"ah, begitu..."
dia benar-benar membaca pikiranku, kan? atau apakah aku mudah dibaca? aku harap aku mudah dibaca.
"tapi tetap saja, kamu membawa masalah lagi denganmu."(utano)
"hm?"
dari koceknya, dia mengeluarkan kristal hitam. aku tidak memiliki ingatan tentang ini tapi aku ragu kalau itu sesuatu yang bagus. jangankan warnanya-- itu mengingatkanku pada monster sialan itu. mungkin karena aku memimpikan masa lalu, aku merasa sangat tidak enak sekarang. dari tampilannya saja, itu terlihat seperti kristal yang indah yang belum dibentuk.
"dan apa itu?"(renji)
"ini yang dibawa beast woman yang dipanggil mururu dari benua elfreim."
"....Mururu?"
atau lebih tepatnya, jadi dia dari benua elfreim? bagaimana dia bisa mendapatkan kapal untuk melewati lautan untuk ke benua ini? apalagi bagaimana dia tidak mengetahui cara uang bekerja.
aku harus menanyakannya nanti ketika kami bertemu. aku tidak bisa menemukan jawabannya seperti ini.
"lalu, isi dari perimntaan dewa roh apa?"(renji)
"ara~ kamu tidak tahu?"
"karena dia menolak menunjukkan itu kepada siapapun kecuali utano-san. dan aku merasa lebih baik mengetahuinya bersamamu juga."
lebih tepatnya, aku hanya ingin menghindari pertanggungjawaban saja. tapi lebih baik aku diam saja. jujur mungkin mungkin bagus tapi terlalu jujur juga bodoh.
"jadi, apa itu?"(renji)
"pecahan dari hati dewa iblis."
ah, jadi itulah kenapa aku merasa tidak enak tiba-tiba. walaupun setelah mendengarkan itu, aku tidak merasa terganggu sedikitpun. faktanya, aku merasa lebih lega dan puas. jika ermenhilde bersamaku, aku mungkin akan menghancurkan pecahan itu. utano-san berkata dia mengambil ermenhilde agar aku tidak kabur tapi pasti karena ini alasan utamanya. untuk berfikir lebih lanjut, sangat merepotkan.
"apakah raja iblis akan hidup kembali?"(renji)
"tidak, kita tidak akan membiarkan itu."
aku mengingat kembali yang dikatakan iblis di kota magic.
tapi utano-san menolaknya dengan kuat. itu benar-benar membuatku semangat juga.
"itulah alasan mengapa kita berada disini, yamada-kun."
jauh dari jendela, dia berbicara sambil duduk disebelah kasur. mata kemerahannya melihatku bahkan lebih dekat dari jarak sebelumnya.
sangat dekat, terlalu dekat, atau mungkin aku terlalu memikirkannya.
"aya masih belum bangun?"(renji)
mengalihkan pandanganku, aku melihat ke aya.
tidak peduli seberapa lama kami berbicara, dia masih tidak menunjukkan tanda bangun.
"yes, aku membuatnya tidur dengan magicku."(utano)
"apa-----"
'apa yang kamu katakan?' sebelum aku mengatakan itu, bibirku diblok, dengan bibir lembut dari seorang wanita. (TN : WOOOOOO UTANO-SAAAN OTP WOOOO WOOOO WOOOOOO WOOOOOOOOOOO!!!!!)
itu hanya bersentuhan, seperti ciuman anak kecil... tu juga, hanya sebentar sebelum dia bergerak lagi. tapi walaupun begitu, itu manis dan wangi.
ketika aku membuka mataku, yang aku tutup ntah kapan itu, pandanganku bertemu dengan pandangan utano-san yang sedikit lembab (TN : Seperti menahan nangis). itu juga hanya sesaat. dia langsung berdiri lagi dan langsung berjalan ke pintu. dia pasti malu. walaupun dia biasanya tegas, pada akhirnya, hatinya masih seperti anak yang polos. sepertinya tidak berubah juga darinya.
"aku akan membiarkan aya padamu, yamada-kun."
dia menjentikkan jarinya.
ketika dia melakukan itu, seperti tidak ada yang terjadi, aya bangun dari tidurnya. karena dia tidur di meja, dia merenggangkan badannya sambil duduk dengna mata ngantuk.
"selamat pagi, aya."(utano)
"Eh, ah----Yu..."
dia akhirnya sadar kalau aku sudah bangun dan badannya kaku. ekpresinya berubah bermacam-macam. aku tidak pernah bosan dengan ini berapa kalipun aku melihatnya. sekarang jika aku mengatakan aku melihat wajah tidurmu sekarang, aku penasaran muka seperti apa yang akan dia tampilkan?
"aku akan menyiapkan makanan, kamu lapar kan?"(utano)
perempuan itu pergi dan meninggalkan masalahnya untukku sambil berkata demikian.