maaf ya kalau saya jarang update.. karena covid ini rumah sakit sibuk banget. lembur bagai quda mulu .. tapi tetap semangat !!!.......
ヽ(^Д^)ノ ヽ(^Д^)ノ ヽ(^Д^)ノ
Chapter 27 : Jalan Menuju Ibukota (4)
Penerjemah : MasariuMan
Pemandangan dari belakang kuda terasa nostalgia dan itu membuatku gembira. aku merasa aku tidak bersikap seperti umurku.
Menunggang kuda membutuhkan stamina yang berbeda dari berjalan. maksudku adalah adalah, seluruh tubuhku sakit.
"…….. aku lelah."
[Lagi-lagi kamu berbicara seperti itu.]
aku sudah mendengar suara jengkel Ermenhilde yang sudah tak terhitung jumlahnya.
Tapi aku benar-benar lelah. Meskipun setahun yang lalu aku dulu bekerja keras, berjuang di siang hari dan bejaga di malam hari. aku penasaran apakah satu tahun ini menganggur atau aku sudah terlalu tua untuk ini.
Sambil memikirkan itu, aku melemparkan kayu ke dalam api di depanku.
"Bukankah seharusnya kamu tidur sebentar?"
"Ya. Gantian denganku nanti. "
Feirona bertanya padaku dengan cemas, tapi urutan untuk berjaga di malam hari sudah diputuskan. Yah, aku akan bergantian dengannya setelah beberapa jam jadi aku hanya perlu bekerja keras sampai saat itu.
Mereka pasti lelah dari perjalanan karena Francesca dan Mururu sudah tidur di rumput lembut. Karena kami tidak menyiapkan sesuatu yang nyaman seperti tenda, mereka tidur hanya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh.
Hanya aku, Feirona, dan Aya yang bangun sekarang. Kami duduk mengelilingi api unggun tetapi hampir tidak ada yang berbiacara. Dalam kegelapan malam, hanya suara api yang berderak yang bisa terdengar.
"Kalau begitu, aku akan tidur dulu."
"Silakan. aku akan membangunkanmu ketika saatnya tiba. "
"...... ok. silahkan menikmatinya"
"—Wha"
apa yang dia maksud ?.dengan Memberikan tawa mencemooh, aku mengambil sepotong kayu untuk api.
Memberiku pandangan sugestif, dia juga pergi tidur. Hanya aku dan Aya yang tersisa. Juga Ermenhilde.
"tidak apa-apa tidak tidur?"
"Um ……. Iya."
begitu... aku melemparkan lebih banyak kayu ke dalam api.
aku tidak mengatakannya dengan lantang tetapi sekali lagi aku merasa nostalgia.
Selama perjalanan untuk membunuh Dewa iblis kami sering menghabiskan waktu seperti ini. Aku ingin tahu sudah berapa lama ……
Pada awalnya dia berhati-hati terhadapku dan hampir tidak berbicara. Setelah kejadian dengan Ogre itu, dia mulai berbicara. aku ingat alasannya tetapi tidak ingat persis berapa lama itu. Mungkin, Aya ingat. menyadari hanya aku yang tidak ingat, aku agak merasa sedikit bersalah.
"Rasanya nostalgia, kan?"
Setelah diam agak lama, dia berbicara.
"Ya itu benar. Dulu kita biasa menghabiskan banyak waktu seperti ini."
"…… Iya."
Ketika aku mengatakan itu, dia menjawab dengan bahagia. Apakah dia senang karena aku ingat atau hanya karena dia bisa memulai percakapan. Mungkin yang pertama.
Wajahnya yang bersinar dari api tampak lebih dewasa daripada saat itu.
"Katakan, Aya."
"Apa?"
"Bagaimana hidupmu di Akademi? Apakah itu menyenangkan?"
Ketika aku bertanya, dia menatapku dan mulai tertawa. Dia berusaha menahan diri rupanya itu terlalu lucu.
Apakah aku menanyakan sesuatu yang aneh? Aku memiringkan kepalaku dengan bingung.
"Renji-san mengajukan pertanyaan seperti yang dilakukan seorang ayah."
"…….. begitukah?"
Itu bukan niatku. aku hanya bisa menggaruk kepala. Itu pasti lucu juga karena dia mulai tertawa lagi.
[Kenapa bertanya sesuatu yang lebih romantis?]
"Seperti apa?"
Pertanyaan macam apa itu?
memikirkan itu ——-
"Katakan, Aya."
"Fufu, apa kali ini?"
"Hm ... .."
aku mencoba memikirkan suatu topik tetapi tidak ada yang terlintas dalam pikiranku. Pertanyaan mengenai romansa muncul di benakku tetapi jika aku bertanya “apakah kamu punya pacar?” Aku tahu persis apa yang akan terjadi padaku .......
Yayoi-chan mungkin tidak akan punya pacar dan Souichi belum punya pacar ketika aku bertanya padanya terakhir kali. Lelaki itu canggung dan parah masalah itu sehingga mungkin benar.
Entah bagaimana aku merasa bahwa kesulitan mengajukan pertanyaan tiba-tiba meningkat karena apa yang dikatakan Ermenhilde kepadaku.
"Mouu"
Saat aku menghabiskan waktu hanya menatapnya, Aya menghela nafas namun agak menikmati ini. Untuk tidak dapat melakukan percakapan yang layak, aku benar-benar orang dewasa yang tidak berguna.
Saat aku menjatuhkan pundakku, Aya melemparkan lebih banyak kayu ke dalam api sambil menunjukkan senyum lembut.
Sambil menatap senyumnya, aku sekali lagi merasa bahwa dia telah menjadi lebih dewasa. dulu dia kekanak-kanakan dan yang lucu juga. Meskipun terkadang dia akan mengejutkanku dengan tiba-tiba bertingkah seperti orang dewasa juga.
Tapi senyumnya saat ini memiliki pesona wanita yang bisa memikat siapa pun. Merasa agak aneh, aku mengalihkan pandanganku darinya ke api. Apa yang aku pikirkan tentang seorang anak 10 tahun lebih muda dariku? Aku menghela nafas lagi. aku sendiri merasa lebih kekanak-kanakan daripada dia. Menyedihkan sekaligus memalukan.
"Akademi Sihir, itu menyenangkan. aku punya banyak teman dan juga bisa membaca banyak dokumen magic juga."
[Teman? Jika itu Aya, kamu pasti punya banyak teman juga?]
Jangan tanya itu. Seperti biasa, aku hanya bisa berharap bahwa partnerku akan belajar membaca suasana hati.
aku tidak tahu bagaimana dia menjawab pertanyaan itu, tetapi sekarang dia dengan malu-malu memandang ke arah api. Dia benar-benar telah tumbuh banyak selama satu tahun terakhir. aku belum pernah melihat senyum seperti ini sebelumnya.
Untuk saat ini, mari pukul Ermenhilde di dalam sakuku dan berharap itu dapat mencoba membaca suasana hati.
"Yah, selama kamu bersenang-senang, tidak apa-apa. Sangat penting bagi teman sekelas untuk bersenang-senang satu sama lain."
Sekali lagi aku mengalihkan topik pembicaraan. Padahal itu pasti seperti yang dikatakan Ermenhilde. Lagipula aku juga laki-laki, entah itu temanku atau seseorang yang lebih muda dariku, aku melihat mereka seperti itu. Saat ini, kami berbicara seperti itu hal normal tetapi jika kami kami tidak dipanggil didunia ini, kami bahkan tidak akan pernah berkomunikasi.
Dan sekarang dia bahkan memiliki gelar pahlawan. Itu normal untuk mendapatkan perhatian para pria.
"…….. Itu saja?"
Rupanya dia tidak senang dengan kata-kataku dan dia sekarang cemberut serta aku juga merasa tatapannya menjadi lebih tajam juga. aku Berpura-pura tidak menyadarinya sambil melemparkan lebih banyak kayu ke dalam api.
[yang benar dong.]
"Aku hanya ingin Aya menikmati hidup normal sebagai murid."
Mungkin, Utano-san memiliki alasan yang sama untuk mengirim anak-anak ini ke Akademi sihir. Mereka berumur 15 tahun. Biasanya seseorang akan menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman mereka di usia ini.
"Renji-san selalu melarikan diri seperti itu."
"Bagaimanapun, aku sudah dewasa."
"Tidak adil."
"Orang dewasa tidak pernah adil, Aya."
aku mengangkat bahu mengatakan itu dan hanya menghela nafas. Ermenhilde juga.
Jika aku harus menjawab dengan jujur, aku harus melagkah kedepan. aku tidak punya pilihan selain memahami dengan jelas apa yang dia harapkan dariku.
Dan aku bahkan tidak berpikir dia menginginkan itu. Akibatnya, meskipun dia akan menunjukkan ketidakpuasan ketika aku 'lari' seperti ini, dia tidak pernah benar-benar marah. kupikir dia menikmati permainanku dengan kata-kata.
Kami terdiam beberapa saat setelah itu. Sekali lagi, hanya suara api yang berderak, suara rumput yang bergoyang dan suara tidur Francesca yang sampai di telinga kami.
"Ini benar-benar nostalgia, kan?"
"Memang benar."
aku merasa kami telah melakukan percakapan yang sama daritadi.
aku akan menjadi yang tidak adil dan dia akan terus terang dan jujur.
Apa yang dia harapkan dariku?
Selama perjalanan, baik Utano-san dan Toudo sering memarahiku. Meski begitu, kami belum menemukan jawabannya. Dan bahkan kami menemukannya, aku tidak yakin apakah aku bisa melihatnya dengan langsung.
[Kamu berdua benar-benar ……. tidak membuat kemajuan sama sekali.]
"Tutup mulutmu."
Bajingan ini, aku benar-benar akan membuangnya.
"Eru juga telah berubah."
[Hmm?]
"Kamu menjadi lebih seperti manusia."
[…… Tapi aku adalah senjata.]
Aku diam-diam tertawa mendengar kata-kata Aya. aku bisa merasakan atmosfer Ermenhilde menjadi kecewa.
Mau bagaimana lagi, aku melihatmu sebagai rekanku dan bukan hanya senjata. Itu sebabnya aku merasa senang ketika Aya mengatakan itu. Dan sangat menyenangkan melihat kamu kecewa dengan hal seperti manusia.
"jadi, seperti itulah katanya."
[Kenapa kalian berdua tidak memperlakukanku seperti senjata ........ Tidak, kalian semua yang dipanggil ke dunia ini 13 orang semuanya seperti itu.]
dia mulai menggerutu seperti itu.
Itu bahkan lebih lucu jadi aku dan Aya mulai tertawa lagi. Ini salahmu karena mengatakan sesuatu yang sangat aneh.
"Kamu benar-benar harus tidur sekarang."
"Aku akan tidur ketika giliranmu tidur juga."
Ada makna mendalam di balik apa yang dia katakan, tetapi tergantung pada bagaimana kamu melihatnya, orang bisa salah sangka.
"Aku harap kamu tidak mengatakan itu kepada orang lain juga"
"tidak. Hanya untukmu, Renji-san."
Dia mulai terkikik. Aku berpikir untuk menjawab dengan cara yang lucu tetapi menyerah pada akhirnya hanya menggaruk kepalaku.
aku ingin tahu apakah dia serius atau hanya main-main denganku. Pasti yang terakhir. Karena itu akan lebih baik untuk hatiku.
"begiu..."
"Iya."
aku hanya bisa menjawab seperti itu dan dia juga menjawab hanya dengan satu kata.
aku pikir tidak apa-apa jujur.
Sementara kami menatap api unggun di depan kami, aku menghela nafas. Bahkan setelah satu tahun kami belum berubah. aku ingin tahu apakah itu baik atau buruk. Jika aku menggunakan kata-kata Ermenhilde, tidak ada kemajuan.
Ketika aku berpikir seperti itu, Aya diam-diam berdiri. Dan datang dan duduk di sampingku begitu saja.
"Kau melakukan ini ketika kita bepergian juga saat itu."
"... Mouu."
Tetapi aku merasa bahwa jarak di antara kami lebih dekat dari pada saat itu. Apakah ini disebut sebagai kemajuan?
[fumu.]
Juga, itu merepotkan bahwa aku tidak memiliki siapa pun untuk mempercayakan Ermenhilde seperti dulu.
Biasanya aku akan meninggalkannya dengan Souichi atau Utano-san. aku berpikir mungkin memberikannya kepada Ms Francesca atau Feirona saat kami berkemah berikutnya. Yah, ini tidak seperti tim ini akan berlanjut selamanya. aku mungkin tidak akan bepergian dengan Aya setelah ini.
Pada akhirnya setelah itu kami nyaris tidak berbicara lagi. Fakta bahwa aku tetap berjaga malam hari sesuai perjanjian dan lupa membangunkan Feirona, aku hanya akan menganggap ini bahwa kami serius dalam tugas kami. aku kira aku pasti terlalu terpengaruh oleh nostalgiaku.
Fakta bahwa kami tidak membuat kemajuan, berarti bahwa hubungan kami tidak berubah. artinya posisiku di dalam hati Aya tidak berubah walaupun aku telah menghilang begitu saja dengan egois. Aku seharusnya senang untuk itu ——- kan?
Setelah berganti dengan Feirona, aku memposisikan diriku. Sambil tersenyum aneh, aku menutup mataku.
"Selamat malam, Ermenhilde."
[ya. Tidur nyenyak, Renji.]
Besok, kita akan melewati hutan yang dipenuhi hantu dan mayat hidup. aku tidak akan punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak berguna seperti itu.
Aku benci bagian diriku yang lari dari pikiranku sendiri.
Orang dewasa benar-benar kotor. Mereka hanya melarikan diri sepanjang waktu.