#
~o(▽` o) =3 =3 =3 (o#゜ 曲゜)o (/-(エ)-\)
Penerjemah : MasariuMan

yaaay maaf telat update yah. saya hari ini seharian sibuk kerja.. jadi baru bisa terjemahin malam ... jadi telat updatenya...

 

kalau ada saran untuk pemakaian saya sangat berterima kasih sekali kalau disampaikan :D terima kasih :D

 

ʕʔ      ʕʔ      ʕʔ

 

Chapter 30  : Hutan Jiwa-Jiwa Busuk (3)

 

Penerjemah : MasariuMan

 

 



 

jadi secara simpelnya, kami tidak pernah menemukan feirona dan yang lainnya.

 

kami menemukan perkemahan kami tapi yang terlihat hanya lubang besar disini. mungkin bukan karena perbuatan aya atau lainnya, mungkin ini jebakan dari monster. ada monster yang dapat menggunakan magic juga. jadi ada kemungkinan ada monster yang bisa membuat lubang besar seperti aya dan nona francesca juga.

 

mengingat tidak ada jawaban ketika aku meneriakkan nama mereka, mereka pasti ada dibawah lubang sana... serius, apa yang terjadi ? aku tidak ada melakukan kesalahan dimanapun kan ?

 

aku tidak bisa langsung melompat tanpa mengetahui apapun tentang apakah itu mematikan atau apakah aku akan sampai dibawah itu. mururu ingin melompat tapi aku menahannya dan menenangkannya. ada magic untuk terbang juga. untuk selevel Aya akan lebih mudah menyelematkan yang lainnya dengan itu. tapi, mengapa mereka masih didalam lubang? mungkin saja mereka sudah keluar dari lubang dan mencari kami. apapun itu, dengan sedikit informasi seperti ini aku tidak dapat memutuskan apa yang akan dilakukan.

 

aku juga berfikir simple dengan menunggu di ujung lubang tapi itu tidak mudah. sambil bersembunyi dibayangan pohon besar, aku bertanya dan berfikir bersama mururu tentang apa yang akan kami lakukan.

 

apakah itu menunggu disini atau mencari mereka, itu tidak akan mudah. sekarang terdapat banyak zombie di sekitar. ini pasti karena tengkorak itu dan bukan karena hantu. tengkorak itu pasti mengendalikan zombie. di situasi seperti ini, daripada mencari rekanku, aku merasa aku akan menjadi rekan zombie itu.

 

"apa yang akan kita lakukan?"(mururu)

 

"apa ya..."

 

walaupun bayangan dari pohon ini besar tapi bukan berarti memiliki ruang yang cukup untuk menyembunyikan orang. aku benar-benar sangat dekat dengannya dan ketika setiap kali dia bergerak, sensasi yang kurasakan akan membuatku gatal. bukan maksudku menyembunyikan pikiran buruk, tapi aku ntah mengapa aku merasa bersalah.

 

tidak seperti bayangan pohon, sepertinya pikiranku memiliki banyak ruang untuk berfikir seperti tu. aku benar benar kacau.

 

kami masih belumbertemu mereka dan kurasa aku masih tenang karena aku percaya mereka akan baik baik saja. musuh yang tidak terlihat sudah pasti ancaman tapi aya bukan tipe yang akan menyerah. kita berbicara tentang penyihir jenius disini. dia bisa lebih mudah melindungi nona francesca dan feirona.-- aku harus mempercayainya seperti itu, kalau tidak aku tidak akan bisa bergerak maju. mururu melihatku dengan pandangan mengeluh.

 

"apakah kamu tidak khawatir?"(mururu)

 

"tidak karena aku mempercayai mereka. aku khawatir dengan non francesca tapi aya dan feirona ada disitu jadi harusnya tidak apa apa."

 

aku sungguh pembohong. aku pasti khawatir. tapi aku juga percaya dengan mereka.... emosi manusia adalah hal yang rumit. dan jika aku mulai khawatir siapa yang akan menenangkan mururu?

 

dan juga masih ada masalah yang lebih besar disini.

 

walaupun aku mencoba untuk tidak memperdulikannya, tangan kananku sakit. aku bisa merasakannya bahkan tanpa disentuh, aku demam. apakah lukaku bernanah atau serangan itu beracun juga? aku harap paling tidak hanya bernanah.

 

setelah terluka, walaupun tidak banyak, aku mengeluarkan darah. tapi jika aku kehilangan energi karena racun itu akan mengakibatkan kemunduran yang serius. bukan hanya aku saja yang dalam bahaya, mururu yang berkelana denganku juga akan berakhir dalam bahaya. pada kasus terburuk, jika aku tidak dapat berjalan, tidak ada yang akan melindunginya.

 

jadi untuk menghemat energi, aku mencoba untuk menghabiskan waktu dengan btidak banyak bergerak sebisaku. udara di rongga pohon dingin tapi mururu yang berada di tanganku hangat. dan tangan kananku lebih panas lagi. itu terasa seperti batang panas merah yang dimasukkan ke tanganku.

 

[aku tidak yakin tapi aya dan yang lainnya pasti ada didasar lubang itu.]

 

setelah beberapa waktu, akhirnya ermenhilde berbicara.

 

hanya aku yang dapat mendengarkan suara itu. itu sangat bagus bahwa zombie atau tengkorak itu tidak mendegarnya.

 

"....mengapa?"(mururu)

 

[jika mereka diatas, tidak mungkin aya dan elf itu tidak mendengar suara pertarungan kita.]

 

ketika mururu bertanya dengan suara kecil, ermenhilde menjelaskannya.

 

aku juga berfikir sama. hanya itu kemungkinan yang dapat dilihat dari aya dan yang lainnya karena tidak ada respon dari aya dan yang lainnya sampai saat ini. tapi mengapa mereka tidak kembali? apakah ada sesuatu dibawah sana? atau mereka diserang dibawah sana? apapun itu, kami benar-benar terpisah.

 

"masalahnya adalah bagaimana kita bisa bertemu mereka kembali?"(renji)

 

"tinggal turun saja kedalam lubang?"

 

"kalau tidak tidak ada solusi untuk naik ke atas itu sama saja dengan kita tersesat. aku tidak menyarankan itu."

 

tapi, bagaimana kalau mereka ada masalah dibawah sana?

 

pemikiran seperti itu muncul dibenakku tapi aku dengan segera membuangnya dari kepalaku. walaupun begitu, hanya sedikit saja yang bisa kami lakukan. daripada itu kami harus melakukan sesuati pada tengkorak sialan itu-- bos monster yang mengontrol zombie.

 

paling tidak ancaman paling besar akan hilang, dan jika beruntung, zombie juga akan diam.

 

"ntah kita mau menolong mereka atau menunggu disini, pertama kita haris mengalahkan tengkorak itu."(renji)

 

[itu benar. sekarang hanya beast woman ini yang dapat merasakan tengkorak itu tapi kita tetap diserang tiba-tiba.]

 

"...Mururu."(mururu)

 

tiba-tiba, dia berbiaca dengan suara kecil.

 

ketika aku melihatnya, pandangannya agak marah daripada pandangan biasannya.

 

"aku bukan BEAST WOMAN. AKU MURURU!"(mururu)

 

oh, jadi dia tidak suka bagaimana ermenhilde memanggilnya.

 

[Hmph, untuk orang sepertimu, beast woman sudah cukup.]

 

"Mu...."

 

"benda ini sangat keras kepala dan aneh juga. jika kamu ingin dipanggil dengan namamu, kamu hanya perlu bekerja keras dan diakui olehnya."(renji)

 

aku bisa saja menyuruh ermenhilde, tapi ermenhilde tidak akan mendengarnya juga. dan masih banyak yang harus dipikirkan ketika dia diakui oleh ermenhilde dan dipanggil dengan namanya.

 

well, aku akan berbohong jika aku mengatakn itu bukan masalah. tapi, mururu juga adalah tipe yang benci kalah, atau bisa dibilang mencoba untuk berlaku kuat jadi dia tidak akan berhenti ketika dia sudah memutuskan sesuatu. walaupun itu hanya alasan simpel seperti dia ingin dipanggil namanya oleh ermenhilde, aku bahagia dia bisa berprilaku normal walaupun di situasi seperti ini. menjadi takut dan tidak terkendali sangat mudah untuk memahami bendera kematian.

 

"sudah sudah, sudah cukup untuk meningkatkan pertemanan. mururu, apakah kamu percaya diri bisa mengalahkan tengkorak itu?"(renji)

 

"itu akan susah."

 

"begitu."

 

jawabannya simpel. jawaban simpel seperti itu bagus sih tapi itu bukan sesuatu yg menyenangkan untuk didengar sekarang.

 

tentu saja, aku juga tidak bisa mengalahkannya. walaupun tangan kananku tidak terluka, aku masih tidak dapat mengalahkannya. sepertinya ermenhilde juga mengerti karena ermenhilde tidak bicara apapun. yaah, jujur, aku tidak mau melawannya. tapi jika aku menghindarinya, kami akan buntu tidak tau mau ngapain. jika kami menunggu yang lain muncul, aku hanya dapat melihat kalau tengkorak itu akan menyerang kami ketika kami mencoba bertemu. aku pikir tengkorak itu paling tidak sepintar itu.

 

kami tidak punya pilihan lain selain mengalahkan tengkorak itu. untuk meninggalkan hutan ini dan bertemu dangan yang lainnya.

 

"tapi, kita tidak akan diam disini tanpa melakukan apapun kan?"(renji)

 

"ya, aku akan menghancurkan monster tulang itu."

 

"pilihan yang bagus."

 

monster itu tidak tidak terlihat. dari pertempuran sebelumnya, aku mendapatkan beberapa informasi tentang itu.

 

selama kita bisa menampakkannya, mururu harusnya bisa menghajarnya, kan ?

 

kalau begitu pertama-tama aku akan berfikir bagaimana cara menghancurkan. monster itu spesialis dalam menyergap musuhnya. aku ragu monster itu memiliki pengalaman disergap. aku mungkin terlalu optimis, tapi ini taruhan yang layak diambil.

 

tapi sebelum itu, kami harus berfikir bagaimana caranya mendekat ke monster itu tanpa disadari monster itu.

 

kepalaku sakit, luka tangan kananku sakit. dan itu bukan rasa sakit yang biasa, rasa sakitnya begitu tajam, seperti ditusuk jarum di lukaku. ini mungkin akan berbahaya. sampai kami bertemu dengan lainnya, aku benar-benar tidak ingin memikirkan dan mengurus luka ini. jika aku melakukannya aku pasti tidak akan bisa bergerak. aku benci bertarung dengan takut bertarung dan bencu luka juga. jika aku melihat pada lukaku, hatiku mungkin akan hancur. aku memang penakut.

 

"ada rencana?"(renji)

 

"tidak, kamu?"

 

"aku akan menjadi umpan dan membuat tengkorak itu muncul. mururu, kamu gunakan kesempatan itu untuk menyergap monster itu dan menghancurkannya."

 

[......kamu menyebut itu rencana?]

 

"itu juga rencana, kan?"

 

atau kamu punya rencana yang lebih bagus? aku bertanya seperti itu juga tapi dia tidak menjawab.

 

jujur, hanya sedikit saja yang bisa kami lakukan. tim ini adalah tim dari beast woman yang tidak dapat menggunakan indranya dengan baik karena racun kabut hutan, dan seorang pria yang terluka yang bahkan tidak bisa menggunakan cheat nya dengan benar.

 

"kami benar-benar baik, ermenhilde."

 

[kamu saja yang idiot, Renji.]

 

aku sudah memutuskan untuk bertaruh dengan ini. untuk menang, dan selamat serta bertemu teman kami. ermenhilde dan mururu paling tidak mengerti akan hal itu juga. pikiran kami tidak tehubung dan kami juga tidak mempunyai ikatan kuat. kami tidak punya kenangan sesama kami. tapi tetap saja, kehangatan anak ini ditanganku sangat berharga.

 

kematian itu dingin. itulah mengapa, aku berfikir, hidup itu mencari kehangantan. aku sudah banyak melihat temanku mati. walaupun mereka disisiku, momen berikutnya, mereka sudah mati. tidak terhintung berapa kai, sudah sangat banyak, aku melihat kematian. aku bisa merasakannya.

 

"renji, apakah kamu takut mati?"(mururu)

 

"iya, aku takut mati"

 

[.....Oi..]

 

mururu bertanya secara mendadak, dan aku menjawab tanpa ragu, ermenhilde memprotes jawabanku.

 

yah mau gimana lagi, semua orang takut mati. semuanya selesai kalau kamu mati juga. mungkin karena miruru merasakan emosiku, miruru melepaskan semua ketegangannya dan bersandar padaku. aku kaget untuk berapa saat, tapi langsung menyadarinya. anak ini, sepertiku. takut akan bertarung, takut akan terluka. takut akan kematian---- dan tidak mau temannya mati. seberapa tangguhnya dia, dia tetap seorang anak kecil yang beranjak remaja.

 

itu disebut apa ya..... memikirkan itu, aku pun mengingatnya.

 

efek jembatan gantung. walaupun itu bukan cinta, aku satu-satunya orang yang berada disampingnya sekarang. dia hanya butuh kehangatan. aku juga sama, jadi aku meletakkan kekuatan lagi di tanganku disekitarnya.

 

tangan kananku sakit tapi itu adalah bukti bahwa aku masih hidup.

 

"aku juga sama."(mururu)

 

"itu normal, kita tidak bisa bertemu atau berbicara dengan siapapun kalau kita mati juga."

 

tidak peduli apapun itu.

 

mayat tidak bisa berbicara. mereka tidak bisa memegang tanganmu dan ketika kamu memegang mereka.

 

tidak ada kehangatan, hanya dingin.

 

dan dari semua itu--- pasti itu akan meninggalkan kesedihan. sangat sedih sampai kamu seperti ingin menangis sampai tidak ada air mata yang tertinggal. sangat sedih sampai daripada kamu merasakan kesedihan lagi, lebih baik kamu mati saja.

 

karena itulah aku tidak akan mati dan aku tidak akan membiarkan orang lain mati.

 

jika kamu hidup, kamu harus hidup untuk orang yang mati juga. merasakan sakit yang dapat membuatmu merasa ingin mati, kamu harus bisa melampauinya.

 

aku tidak ingin merasakan hal seperti itu, dan juga aki tidak mau miruru merasakan itu. sama juga untuk aya dan yang lainnya. maka karena itu aku akan hidup. aku akan menaruh hidupku dalam taruhan ini dan memenangkannya.

 

[serius.... walaupun kamu ingin pergi dan bertarung, apakah ini baik-baik saja?]

 

"tidak apa-apa, ermenhilde. kita masih hidup karena kita takut mati. dan kita akan membunuh monster itu karena kita ingin hidup. sangat mudah dimengerti kan?"

 

[memang benar---haah.]

 

mendengar helaan nafas itu, aku pun ntah mengapa jadi tenang.

 

ini sama seperti biasanya. aku akan membuat masalah untuk ermenhilde, dan dia akan menghela nafas seperti sudah pasrah akan diriku saja.

 

mungkin bagi ermenhilde itu menyakitkan tapi itu terasa enak untukku, menenangkanku, itulah yang kurasakan.

 

"semua akan baik-baik saja."

 

mururu bergumam.

 

"aku akan melindungi renji."

 

[.....HA. bukankah terbalik? walaupun renji seperti ini, renji adalah tipe laki-laki yang akan melakukan sesuatu jika diperlukan.]

 

petama, aku kaget dengan kata-kata miruru, dan aku menjatuhkan bahuku pada kata-kata ermenhilde.

 

apa maksudmu dengan 'walaupun dia seperti ini' huh? well, maksudku, aku banyak dimarahi karena tidak menganggap serius sesuatu, aku juga ingin menyangkal itu. tapi jika kamu mengatakan itu langsung kemukaku.. well... yeah..

 

daripada itu, aku ingin berfikir lebih praktis sekarang. walaupun aku berkata aku akan menjadi umpan, tidak mungkin tengkorak sialan itu akan dengan mudah terjebak dalam umpanku. jika saja aku punya sesuatu untuk memancingnya.

 

tanganku sakit, kepalaku tidak bekerja. tapi aku harus tetap berfikir sesuatu. dan juga, daripada menjadi pesimis, akan lebih baik untuk melihat semuanya masih energik.

 

"aku yang lebih kuat disini."

 

[.....Oi, dia mengatakannya renji. katakan sesuatu.]

 

"aku tidak bisa membantahnya."

 

[harusnya kamu membantahnya!!]

 

tapi itu benar, aku tidak sebanding dengan miruru kalau hanya dengan kondisi 2 perjanjian terpenuhi.

 

dan juga, aku pun bingung, kenapa ada 2 perjanjian yang terpenuhi?

 

satu adalah keinginanku untuk bertarung. itusih biasa, tapi apa satunya lagi?

 

aku tidak ada membuat janji dengan miruru dan aku tidak cukup kuat untuk melindunginya. faktanya, aku yang dilindungi disini.

 

kematian dari temanku. itu tidak akan terpenuhi sampai aku sendiri yang menerimanya. dan aku tidak berfikir aya dan yang lainnya mati. sisanya adalah 2 dari yang lainnya yang tidak mungkin di dapatkan disituasi ini. satunya membutuhkanku untuk berbicara langsung dengan goddess dan yang satunya--- tidak akan pernah tercapai. bagaimanapun itu.

 

lalu---

 

"monster itu keturunan dari dewa iblis...?"

 

[apa?]

 

"perjanjian kita. waktu kita bertarung, 2 perjanjian dilepaskan."

 

[ya, itu benar. tapi bukankah itu kemauan bertarungmu dan melindungi beast woman ini?]

 

"aku yang dilindungi lho"

 

[...seperti biasa, kamu terlalu merendahkan dirimu.]

 

walaupun kamu berkata seperti itu, itulah faktanya. pada pertarungan itu, aku tidak bisa melakukan apa-apa.

 

"perjanjian?"(mururu)

 

"itu rahasia antara aku dan ermenhilde. ada beberapa masalah mengapa aku tidak bisa bertarung dengan keuatan penuhku."

 

"walaupun kamu akan mati?"

 

"ya, walaupun aku akan mati."

 

ini benar-benar kisah yang menyedihkan. tidak bisa bertarung dengan kekuatan penuh walaupun aku hampir mati. dia benar-benar dewi yang memiliki sifat buruk, serius. aku berfikir seperti itu dari lubuk hatiku.

 

".....kamu aneh."

 

mururu bergetar dengan sedikit tertawa kecil di rangkulanku.

 

"ada apa?"

 

"apa yang bisa kita lakukan agar kamu bisa bertarung dengan kekuatan penuh?"

 

walaupun kamu bertanya seperti itu, aku tidak bis amenjawab anak ini.

 

jika kau tidak bisa menggunakan kekuatan penuhku, itu artinya tidak hanya aku, mungkin mururu juga akan dalam bahaya. tapi, aku juga tidak bisa melakukannya. aku butuh alasan untuk melindunginya...atau mungkin, aku harus mengorbankan mururu, yang seharusnya aku lindungi, hanya untuk mendapatkan kekuatan. hanya itu yang dapat aku lakukan. maka dari itu, itu tidak ada gunanya.

 

aku tidak ingin seseorang mati. aku tidak ingin meninggalkan mereka, aku tidak ingin merelakan ikatan yang aku punya. aku tidak ingin kehilangan kehangatan dari anak yang berada di tanganku. haa~~ cheat yg kuinginkan ini sangat aneh. untuk melindungi seseorang, aku harus mengorbankan seseorang. dan juga , aku tidak akan menjadi yang terkuat. untuk menjadi itu, harus menjadi godslayer yang sebenarnya, aku akan mengorbankan seseorang yang berharga bagiku.

 

"kalau begitu berjanjilah padaku."(renji)

 

"janji?"

 

"berjanjilah kamu tidak akan mati. apapun itu, kamu akan terus hidup, tidak peduli apapun itu. kamu tidak boleh menyerah."

 

mari kita selesaikan ini untuk semuanya.

 

kita akan bertemu aya dan yang lainnya dan keluar dari hutan sialan ini juga.

 

matahari belum sepenuhnya terbenam tapi itu akan terjadi segera. malam akan segera tiba. dan sebentar lagi akan tiba waktunya untuk mayat hidup bergerak bebas.

 

"jika kamu berjanji padaku, aku pasti akan membawamu sampai ke ibukota dengan yang lainnya."(renji)

 

ada seseorang yang melakukan seperti ini juga ketika aku takut akan kematian.

 

rasa takut, bergetar tanpa henti, menangis, tidak dapat bergerak-- dan orang itu tetap memelukku dan memberiku kehangatan. orang itu berada disisiku setiap saat dan berbuaca padaku. aku penasaran apakah orang itu juga merasakan hal yang sama pada waktu itu.

 

'aku ingin melindungi kehidupan ini yang kupeluk di tanganku.' aku penasaran apakah orang itu juga berfikir seperti itu...

 

aku tidak bisa bertemu orang itu sekarang. mungkin suatu hari nanti---

 

"aku berjanji padamu. aku akan membawa kalian semua dengan selamat ke ibukota. aku tidak akan membiarkanmu mati."

 

ya, karena itu aku tidak bisa mati disini. aku telah menghadapi bahaya dengan level ini berapa kali. dibandingkan dengan dewa iblis atau raja iblis, monster itu tidak lebih dari gumpaln tulang saja.

 

aku membuat janji--"aku akan menunjukkanmu seluruh dunia ini." jangankan setengah, aku bahkan belum menunjukkan seperempat dari dunia ini.

 

"baiklah, AKU JANJI."(mururu)

 

"bagus, kalau begitu aku juga berjanji."

 

aku bersumpah.

 

janji yang sama dengan dulunya, sumpah yang aku lakukan, tanpa mengatakan dengan keras, aku mengukirnya di pikiranku.

 

--kali ini pasti, aku akan melindungi. aku buka seorang protagonis pahlawan, aku seorang pembunuh dewa.

 

jika musuhnya adalah keturunan dewa iblis, aku dapat bertarung. aku dapat membunuhnya. aku ada untuk alasan seperti itu, dan ermenhilde adalah senjata untuk memenuhi alasan itu.

 

setelah membunuh dewa iblis, dan memusnahkan semua keturunannya--- aku mencari cara untuk hidup selain untuk senjata untuk kehidupan ermenhilde. jadi aku dapat hidup dengan senjata pembunuh dewa walaupun didunia ini senjata pembunuh dewa tidak diperlukan lagi.

 

untuk keegoisanku yang bahkan dewi tidak dapat memenuhinya, aku tidak akan mati disini.

 

"aku tidak akan mati."(mururu)

 

"aku pasti tidak akan membiarkanmu mati. kita akan hidup dan pergi ke ibukota."

 

aku menutup mataku. aku mencium sedikit bau yang datang darinya, bau berbeda dengan bau keringatku atau bau lumpur dari hutan,-- itu seperti bau seorang wanita.

 

hatiku tenang karena itu. ntah bagaimana, aku merasa pikiranku memproses ke arah mesum tapi aku membutuhkan cara untuk tenang. dan tidak mungkin aku berpikiran buruk atau jahat kepada mururu.

 

dia masih remaja. seumuran dengan aya ketika aya dipanggil didunia ini.

 

jika aku mencoba untuk menyentuhnya, aku akan menjadi orang mesum yang tidak dapat dimaafkan. pada dasarnya aku akan dihajar sebelum melakukan itu. ketika aku memikirkan hal itu, semua pikiranku tentang melakukan sesuatu hilang dari pikiranku.. faktanya, aku menganggap dia sebagai anakku.

 

aku hanya menutup mataku sebentar.

 

[fumufumu. aku pasti akan memberi tahukan aya nanti.]

 

"tolong baca moodnya, idiot."

 

[kesampingkan itu, renji.]

 

ermenhilde tidak menyangkal itu, terkadang dia berlaku seperti manusia.

 

[apakah kamu juga akan melindungiku?]

 

"jangat takut akan hal itu."

 

sambil menghela nafas, aku keluar dari rongga pohon. aku tersenyum, seperti mengharapkan sesuatu, seperti aku berfikir sesuatu yang nakal.

 

tidak ada zombie. pasti karena tengkorak itu tidak ada disini juga. aku tidak dapat mendengar atau merasakannya. aku tidak yakin kalau itu benar-benar keturunan dewa iblis. mungkin aku salah. tapi, aku yakin bahwa itu berusaha menyerangku, aygn terluka daripada mururu.

 

untuk sekarang, aku meminta mururu untuk bersembunyi di rongga pohon. sekarang kita hanya menunggu monster itu untuk memakan umpanku yaitu aku sendiri. mari berharap monster itu idiot bisa terpancing seperti ini.

 

aku bergerak menjauhi rongga pohon. aku duduk dan bersandar di pohon besar. tangan kananku masih sakit tapi terima kasih karena itu aku bisa membersihkan kepalaku.

 

"jika kita mati, kita mati sama-sama, partner."

 

[.....jujur aku tidak senang mendengarkan itu.]

 

jika mungkin, aku harap monster itu menyerang sebelum alam tiba.

 

apakah aku terlalu optimis?

 

sekarang aku memikirkanya, aku penasaran seberapa banyak mururu tahu tentangku. melihat dia tidak kaget dengan suara ermenhilde, dia pasti tahu hubunganku dengan aya dan dengan pahlawan lainnya.

 

setelah pertarungan selesai, aku akan bertanya padanya. untuk alasan itu juga, mari kita dengan cepat menghancurkan tengkorak sialan ini. aku pun menghela nafas.

 

apakah ini bendera kematian?

yaaay maaf telat update yah. saya hari ini seharian sibuk kerja.. jadi baru bisa terjemahin malam ... jadi telat updatenya...

 

kalau ada saran untuk pemakaian saya sangat berterima kasih sekali kalau disampaikan :D terima kasih :D


Genre

Tags

#
MasariuMan
Seorang yang menjadikan menerjemahkan sebagai hobi. Saya selalu berpikir agar orang lain juga bisa membaca apa yang saya baca, terutama yang tidak mengerti bahasanya. Doakan saya agar selalu sehat dan memiliki banyak waktu untuk menerjemahkan agar kalian juga dapat membaca tanpa terputus. aamiin ...
#
Komentar Tanpa Login ?
Untuk berkomentar tanpa login, silahkan masukkan nama anda pada "ATAU DAFTAR DISQUS" dan centang/ceklist () pilihan "Komentar sebagai tamu" (pilihan centang akan tampil setelah memasukkan nama). Saling bertukar pikiran sangat disambut disini, saya yakin kalian dewasa jadi mohon jangan berantem ya.