#
ヽ(∀° )人( °∀)ノ (> ་། <) ◎☆(♯××)┘
Penerjemah : MasariuMan

Yay vol 3 akhirnya selesai, bertahun tahun ga selesai selesai ~~ maaf hehehe... tapi selesai kan ?? hehehe ~~ (2)

 

(´▽`)          (´▽`)          (´▽`)

 

Chapter 37  : Pilihan

 

Penerjemah : MasariuMan

 

 



 

 

malam itu, aku berjalan melalui koridor untuk keruang utano-san untuk menemuinya sesuai janji, aku melewati banyak maid. mungkin itu tampak tidak nyata tapi perempuan dengan seragam maid benar-benar enak dilihat.

 

sambil memikirkan hal yang tidak berguna, aku akhirnya sampai didepan ruang utano-sna. hanya beberapa ruang saja diantara ruangku dan ruangnya. ketika kami dipanggil didunia ini, hanya aku dan dia yang benar-benar seorang dewasa di tim jadi kami memutuskan akan lebih nyaman kalau ruangan kami berdekatan hanya kalau ada hal darurat. tidak ada maksud lain selain itu.....paling tidak itulah pikirku.

 

didepan ruangannya, aku menarik nafas dalam-dalam 2 kali. tidak terlalu larut malam sih tapi sudah lama sekali aku tidak masuk ke kamar wanita pada malam hari. jadi tanpa sadar aku agak sedikit gugup. dan juga, aku takut dia akan mengomel padaku.

 

aku menenangkan diriku dan mengetuk 2 kali.

 

"?"

 

tapi tidak ada respon. merasa agak sedikit kecewa, aku mengetuk lagi. karena aku dapat melihat cahaya dari celah pintu, dia pasti ada didalam ruangan. aku menunggu sejenak, tapi tetap tidak ada respon.

 

apa dia benar-benar tidak ada didalam? ketika aku mencoba mendengarkan apa yang ada didalam, aku mendegar suara berisik. sepertinya dia sedang terburu-buru.

 

"silahkan masuk."

 

ketika aku ingin mengetuk lagi, akhirnya aku mendapatkan respon. aku bisa tahu itu adalah utano-san walaupun aku masih diluar.

 

apa yang dia lakukan? ketika aku membuka pinti kebingungan, aku sadar ada orang lain didalam ruangan. walaupun tidak sebesar KNIGHT yang kutemu tadi sore, dia tetap lebih tinggi dariku. pria muda berambut coklat berpakaian rapi. mata kecilnya bergerak kearahku.

 

"lama tidak berjumpa, renji-san."

 

"oh, kuuki. sudah lama sekali."

 

"iya. sudah setahun lamanya. aku benar-benar khawatir ketika kamu dibawa dengan terluka parah seperti itu lho..."

 

ketika dia berbicara sambil berjalan kearahku, perbedaan tinggi kami membuatku mundur beberapa langkah. aku juga agak tingi tapi pria ini melebihiku sedikit. bahkan di dunia kami, aku belum bertemu seseorang setinggi ini. mukanya memberikan impresi seseorang yang dengan kepribadian baik tapi tingginya terkadang memberikan tekanan juga.

 

kuuki menyerahkan tangannya dan akupun menyambutnya dan kamipun bersalaman.

 

"SERIUS, aku benar-benar khawatir kamu tidak akan membuka matamu lagi."(kuuki)

 

"jangan bicara seperti itu. cheat koutarou selalu membuatku seperti sudah mati saja."(renji)

 

"haahaha, benar. kamu selalu mati menurut cheat nya..."

 

"...itu bukan perkara yang lucu..."

 

tapi yaah, mengingat aku tidak benar-benar mati, aku kira bisa dijadikan lelucon. kenapa mata demonic nya selalu memprediksikan hal yang salah? apakah aku memang mudah untuk di bunuh atau cheatnya saja yang kacau? aku harap cheatnya yang kacau.

 

kesampngkan hal itu.

 

"apa kamu bertambah tinggi lagi?"(renji)

 

aku merasa aku harus melihat lebih keatas daripada setahun yang lalu. leherku lelah.

 

"sepertinya iya....O'brien-san juga mengatakan kepadaku 'berhentilah tambah tinggi' juga."

 

"itu bukan sesuatu yang dapat kamu hentikan dengan keinginanmu lho.. tapi tetap saja, bagi-bagi dong tinggimu itu!"

 

"renji-san, padahal kamu sudah tinggi juga."

 

itu benar. tinggiku 180cm. akan merepotkan juga kalau aku tambah tinggi lagi.

 

"apa kalian selesai berbicara?"

 

ketika kami tertawa bersama, ketika kami melihat kearah sumber suara itu, pemilik ruangan ini melihat kami bersalaman. sekarang dia menggunakan jubah yang biasa dia pakai tapi dengan tampilan yang enak dilihat dengan daster putih yang terlihat dari bahan yang lembut. dia juga menggunakan selendang tebal. rambut kuning mudanya terburai dan memberikan atmosfer yang berbeda dari sebelumnya. disinari cahaya lampu magic, kecantikannya bahkan semakin menonjol. bahkan aku, yang sudah terbiasa melihat wanita ini yang dipanggil utano yuuko, benar-benar terlena sebentar.

 

tapi yah,,, walaupun dia melipat tangannya, tidak ada perubahan di area dada. aku melihat sebentar dan langsung mengalihkan pandanganku agar tidak ketahuan. sebagai pria, ya bukan salahku mataku akan liar seperti itu.

 

buku di rak buku ruangannya sepertinya bertambah lagi dari sebelumnya terakhir aku disini. dia ada banyak juga dulu tapi hanya 2 rak. sekarang, seluruh dinding dipenuhi rak...kecuali jendela karena aga ada cahaya masuk, ada 8 rak yang berderetan. dan setiap rak dipenuhi catatan dan buku.

 

bahkan meja kerjanya, terdapat banyak buku. aku pikir dia dengan cepat membersihkan ruangannya ketika aku datang tadi. walaupun aku pikir itu sudah terlambat karena kuuki sudah disini. dia benar-benar tidak pandai dalam membersihkan. kalau dulu, mungkin akan ada buku yang berantakan di lantai.

 

akhirnya, aku bisa menatapnya langsung.

 

"selamat datang, kamu terlambat."(utano)

 

"aku mimpi buruk, jadi aku tertidur lagi dari yang aku rencanakan."

 

aku bergerak sambil menggaruk pipiku. sepertinya aku tidak bisa bilang kalau dialah yang membuatku menunggu diluar tadi. ketika aku berfikir seperti itu, sebuah cahaya, bau wangi bunga datang padaku. walaupun bau ini mirip dengan parfum yang dipakai bangsawan di dunia ini juga, utano-san sepertinya tidak tertarik dengan itu jadi aku agak sedikit terkejut juga. aku akan tertawa terbahak-bahak kalau kuuki bilang dialah yang paki parfum itu tapi sepertinya bukan dia.

 

"ada yang salah?"

 

"Hm.. tidak.. tidak ada."

 

sepertinya dalam 1 tahun terakhir, dia agak menjadi sedikit feminim juga. tidak, yaaa, aku memandang dia sebagai wanita dulu tapi dia memiliki kebiasaan tidak disiplin dan ceroboh ketika sendirian walaupun dia bertingkah sempurna di depan yang lainnya jadia ku agak terkejut melihat dia memakai sesuatu seperti parfum. aku menjadi agak menyadari utano-san sebagai seorang wanita dan dia pun kebingungan melihatku.

 

mengingat apa yang terjadi sore tadi, alasan lain mungkin aku hidup tanpa wanita untu 1 tahun terakhir. ketika aku memikirkan itu, tiba-tiba perutku berbunyi karena lapar. memikirkan makanan ketika mencium bau bunga.......sepertinya aku lebih suka pangsit daripada bunga, perut atau makanan adalah yang utama, romatik masalah kedua. perkataan itu benar-benar cocok untukku.

 

"ara, bukankah kamu sudah makan tadi?"(utano)

 

"....aku tertidur tadi. yaah, aku tidak begitu lapar, aku akan baik-baik saja."(renji)

 

"tidak boleh begitu renji-san. kamu masih tahap pemulihan, kamu harus mendapatkan nutrisi yang baik juga."(kuuki)

 

"yeah, yeah."

 

aku duduk disofa di tengah ruangan. rasanya aneh duduk di sofa empuk setelah beberapa lama. pasti karena aku sudah sering duduk di kursi kayu sampai sekarang. aku tersenyum kecut dan kuuki duduk di depanku. aku akan mengabaikan perutku berbunyi sekarang. memalukan rasanya memikirkan itu.

 

melihat aku sudah duduk, utano-san membunyikan bel yang ada dimejanya. dan, seorang wanita dengan pakaian pelayan muncul. dia sepertinya lebih muda dariku dan utano-san.

 

aku diam melihat utano-san yang memesan beberapa minuman dan makanan ringan. melihat dia memesan seperti itu, seperti dia sudah terbiasa, ntah bagaimana cocok untuknya. dia benar-benar terlihat keren pada saat seperti ini. aku merasa aku akan diomeli kalau aku mengatakan 'keren' kepadanya karena itu bukan pujian untuk wanita.

 

ketika dia selesai dia kembali menatapku.

 

"ada apa?"(utano)

 

"tidak ada, aku hanya berfikir sofa ini sangat enak."(renji)

 

"orang-orang jarang datang kesini tapi ini tetap istalan. jika aku tidak menyiapkan benda paling tidak dengan kualitas seperti ini, yang lain akan komplain."

 

yaah mereka tidak datang pasti karena takut dengannya. didalam dirinya terdapat kepribadian baik tapi tatapan matanya menakutkan. aku bisa tahu karena aku sudah terbiasa tapi untuk orang lain sepertinya tidak semudah itu.

 

sebaliknya, kuuki memiliki muka yang lembut. tingginya yang terlalu berlebihan mungkin sedikit mengurangi tampilannya tapi karena mata kecilnya dan ekpresi lembutnya, dia menjadi orang yang dapat diandalkan di setiap desa yang kami datangi.

 

"sepertinya sage memiliki masalahnya sendiri, eh?"(renji)

 

"kamu akan segera mengerti, oh pahlawan yang hebat."(utano)

 

melihat dia mengatakan kata itu dengan percaya diri, aku hanya bisa mengangkat bahuku. aku benar-benar ingin tidak mengerti dia, jika bisa. ketika aku melihat kedepan, kuuki juga mengangguk kepalanya untuk omongan utano-san. karena dia hidup di dalam istana juga, aku pikir dia harus ikut andil dalam beberapa hal juga.

 

"aku benar-benar tidak cocok sebagai pahlawan."(renji)

 

"benar, aku juga tidak cocok dipanggil sage."(utano)

 

"oh tidak, tidak."(kuuki)

 

mendengar suara sarkas kuuki, utano san datang dan duduk disampingku tapi terdapat beberapa jarak diantara kami. dia menaruh pecahan hati dewa iblis yang berwana hitam seperti permata di meja.

 

"jadi ini hati dewa iblis, eh?"(kuuki)

 

"hanya pecahan saja sih. tunggu, kuuki kau belum melihatnya sampai sekarang?"(renji)

 

"iya, hanya raja, o'rien-dono, aya dan temanmu yang bernama mururu yang sudah melihatnya sampai saat ini."(utani)

 

ada apa dengan pilihan itu. jika aya diperbolehkan untuk melihat, kenapa dia tidak boleh? kuuki mengangkat tangannya dan tersenyum kecut ketika melihatku kebingungan. aku pikir kamu tidak perlu izin untuk berbicara....

 

"aku sedang dalam ekpedisi tadinya. aku baru saja pulang."(kuuki)

 

"Ah, begitu rupanya."(renji)

 

karen aitulah tidak banyak orang di sore hari.

 

"kamu sepertinya sibuk."(renji)

 

"iya, sangat sibuk. akhir-akhir ini, monster sepertinya agak aktif."(kuuki)

 

"ksatria order juga kekuarang orang sekarang. orde rpertama sampai order keempat sangat sibuk sekarang. terutama yuuta-kun, karena dia spesialis sebagai [perisai]."(utano)

 

"kamu sangat diandalkan eh?"(renji)

 

"aku senang mendengarkannya tapi, benar-benar, aku ingin istirahat sekarang."(kuuki)

 

aku hanya bisa tersenyum kecut saat mendegarkan permintaan yang putus asa itu. cheat kuuki adalah [the shield of protection](perisai perlindungan). tidak ada yang bisa menggantikannya.

 

karena dengan adanya kuuki disini, semuanya akan selamat walaupun monster sekelas naga muncul. kuuki yuuta meminta [perisai yang dapat melindungan siapapun]. dengan itu dia dapat membuat pembatas(barrier) sebagai dia pusatnya. itu bahkan memiliki kemampuan untuk memutuskan apa yang akan dilindungi oleh barrier nya. apakah itu hembusan nafas naga, magic iblis rank tinggi, dan bahkan magic aya atau koutarou yang tidak dapat menentukan dimana musuh dan teman, perisainya melindungi kami dari semua itu.

 

karena dia memiliki kekuatan seperti itu, dia pasti sellau berada di barisan depan.

 

"kamu sekarang sudah berada di knight order ketiga kan?"(renji)

 

"walaupun aku kurang berpengalaman, aku akhirnya bisa menjadi wakil komandan juga."

 

"itu prestasi yang hebat sekali."(renji)

 

ketika aku mengatakan itu, dia menggaruk pipinya karena malu. melihat dia seperti itu seperti biasanya, aku merasa senang juga.

 

"dia berkencan dengan putri juga. walaupun sibuk, sepertinya dia bahagia."(utani)

 

"TUNGGU-!"(kuuki)

 

".....hou. kamu akrab dengannya dulu juga sih."(renji)

 

"RENJI-SAN JUGA!"

 

melihat pria tinggi dan tampan tersipu malu seperti itu, aku menjadi cemburu. sialan. dia mendapatkan seorang putri sebagai pacarnya, betapa beruntungnya dia? tapi tetap saja, dia bisa melakukannya eh. segera setelah kami dipanggil didunia ini, dia dengan cepat akrab dengan putri. sebelum semuanya mulai akrab. benar-benar, hanya karena kami lengah sedikit, dia langsung dekat dengan putri dari negeri ini. tidak seperti mukanya, dia bergerak cepat dalam bekerja. seperti itulah dia. ini mungkin hanya pendapatku saja, karena setiap kali aku mengatakan itu, dia selalu membantahkanya.

 

"jadi kapan kalian akan menikah?"(renji)

 

"aku belum bisa sekarang!?"(kuuki)

 

"hmmmm, 'belum' eh?"(renji)

 

yaaah, kesampingkan perasaan mereka, mereka juga memikirkan posisi mereka juga. putri dan pahlawan. ada jug astatus didalam istana, ketika dia menjadi komandan dari order knight, tidak akan ada masalah.

 

"aaaaaah, ayolaah. percakapan ini sudah keluar jauh dari topik utama. yuukoo-saan!!"(kuuki)

 

ketika aku mengerjai kuuki dengan muka merahnya, aku mengambil pecahan hitam diatas meja. aku menggenggamnya dengan seluruh kekuatanku tapi tidak hancur. mungkin aku bukan apa-apa tanpa ermenhilde.

 

"bukankah lebih baik kita hancurkan saja?"

 

"tidak semudah seperti yang kau lihat. dewa roh juga terlibat dalam hal ini."

 

"yaah benar juga."

 

"......dan sekarang kita kembali ke topik utama, bisakah kalian berhenti ?"(kuuki)

 

ketika mendengarkan keluhan kuuki, aku mengembalikan pecahan itu ke atas meja. jantung raja iblis. karena akulah yang menghancurkannya sebelumnya, aku mengetahuinya. dewa roh juga memiliki kekuatan untuk menghacurkan pecahan seperti ini. mungkin lebih baik daripada aku. tapi karena dia mengirimkannya kepada utano-san tanpa menghancurkannya, mungkin ada alasan dibalik itu. pada dasarnya, aku menghancurkan itu setahun lalu di benua abenelm. bagaimana bisa itu sampai kesini ?

 

"jujur aku ingin menghancurkannya secepat mungkin."(renji)

 

"kau tidak bisa melakukannya. mungkin ini dibutuhkan untuk dunia ini mulai sekarang."(utano)

 

pada perkataannya, pandanganku sekali lagi melihat ke pecahan itu.

 

"jantung dari dewa iblis yang ingin menghancurkan dunia?"(renji)

 

"baru-baru ini, monster bertingkah aneh. kamu juga sadar akan hal itu kan?"(utano)

 

fumu, aku meletakkan jariku ke daguku.

 

aku bisa mengingat beberapa contoh. ogre yang muncul di sebuah desa entah darimana, keturunan dari dewa iblis, pasukan goblin dan iblis yang mengontrol mereka.

 

kuuki sepertinya sibuk karena pergerakan monster yang tak menentu juga bahkan dewa roh yang malas juga beraksi. pasti ada sesuatu yang terjadi yang tidak bisa kami lihat sekarang.

 

"sekarang aku ingat, iblis yang menyerang kota magic mengatakan sesuatu tentang menghidupkan kembali dewa iblis."(renji)

 

"iya, aku juga mendengar hal itu. sepertinya itu salah satu alasannya."(utano)

 

"apa maksudmu?"

 

"yang membuat dunia ini adalah dewi, dewa roh dan raja iblis, 3 tiang utama itu kan?"

 

mengatakan hal itu, utano-san menunjukkan 3 jarinya. dan kemudian, dia menutup 1 jarinya. kami membunuh dewa iblis. artinya, dunia ini hanya di dukung oleh dewi dan dewa roh.

 

"tapi, hanya mereka berdua saja tidak dapat mendukung dunia ini. itu karena dunia ini dibuat seperti itu dan membutuhkan 3 tiang untuk menopangnya."

 

"yeah, aku tahu itu juga."

 

pada perjalanan kami, aku memikirkan itu beberapa kali juga. karena mereka bertiga yang membangun dunia ini, apakah ada efek kalau satu dari mereka dibunuh? apakah utano-san berfikir kalau karena itulah para monster menjadi seperti ini?

 

iblis itu berkata mereka ingin menghidupkan kembali dewa iblis. aku tidak tahu mengapa atau bagaimana mereka menggunakan keturunan raja iblis untuk itu. para keturunan keturunannya lahir langsung dari kekuatan dewa iblis. monster lahir dari dewa iblis juga tapi keturunannya memiliki kekuatan jauh lebih kuat daripada monster jadi mereka berdiri diatas monster normal dan bahkan iblis. karena itulah normalnya, keturunan dewa iblis lah yang mengendalikan para iblis dan monster untuk kebutuhan mereka.

 

"aku masih memikirkannya tapi aku pikir, karena kita membunuh 1 dari 3 tiang, keseimbangan dari dunia ini hancur."(utano)

 

"fakta bahwa bagaimana dewi membuat manusia, dewa roh membuat ras setengah manusia (demi-human) dan manusia setengah monster(beastmen seperti mururu) serta dewa iblis membuat monster dan iblis?"

 

"iya, menurut dugaanku, pasti ada sesuatu yang terjadi di benua abenelm."

 

begitu. sepertinya memang tempat itulah yang akan terkena efek pertama kali. tapi karena itu hanya berhubungan dengan monster dan iblis, aku tidak terlalu memikirkannya. karena dia mengatakan dia sedang menyelidikinya, dia mengirim orang ke abenelm. itu terdengar seperti sesuatu yang merepotkan. monster, monster iblis, dan raksasa yang ada di benua itu merajalela disitu.

 

dan jika benar-benar seperti yang dia katakan, aku ada hubungannya dengan masalah ini. alasan dibalik aksi monstre yagn aneh adalah....yang membunuh dewa iblis adalah aku. karma benar-benar bekerja dengan cara yang aneh, akupun menghela nafas. dan juga, jika dewa iblis dibutuhkan didunia ini artinya kita harus menghidupkan dia lagi, orang sialan itu.

 

"untuk masalah itu, aku pikir kita harus menunggu apa yang akan dikatakan oleh dewi astraera tentang ini. apakah kamu ada mendengar sesuatu?"(utani)

 

"kenapa kamu bertanya kepadaku? aku tidak ada mendengar apapun darinya 1 tahun terakhir ini."(renji)

 

"......yaag, kamu adalah orang yang paling mungkin dihubunginya. dia hanya menghubungimu dan memberikanmu tugas yang aneh juga."

 

"jangan buat aku mengingat itu. itu membuatku depresi."

 

"bukankah itu hal yang bagus? kamu disukai oleh astraera-sama. bukankah itu bisa dianggap sebagai kehormatan lho..."(kuuki)

 

"diamlah. perempuan itu tidak sama sekali terdengar baik seperti yang dibicarakan."

 

dia tidak menganggu tapi dia terkadang merepotkan. contohnya, dia selalu merepotkanku dengan semua permintaannya. normalnya, itu akan menjadi tugasnya brave, souichi. tapi aku pikir realita tidak bekerja seperti fantasi. karakter sampingan apaan yang mendapatkan banyak masalah dari pahlawan utama?

 

aku membengkokkan lidahku karena tidak puas. tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. ketika utano-san menjawab ketukan pintu, pelayan sebelumnya datang dengan nampan besar dengan alkohol dan beberapa cemilan. walaupun lantai ini memakai karpet, sudah kuduga dari seorang pelayan dapat berjalan tanpa menghasilkan suara.

 

"yaaaah, mari tinggalkan omongan yang merepotkan untuk nanti."(renji)

 

pelayan dengan cepat menyiapkan semuanya diatas meja. alkohol yang berada diatas meja adalah alkohol kelas tinggi, aku bisa tahu hanya dengan sekali lihat.... yaaah, sudah kuduga juga sih.

 

menyuruh pelayan keluar, utano-san menuangkannya untukku. sebagai gantinya, aku menuangkan alkohol untuknya dan kuuki. 3 gelas dipenuhi dengan cairan berwarna merah tua dan bau dari minuman keras dicampur dengan bau bunga sebelumnya. tiba-tiba aku mengingat sesuatu. ketika kami mulai minum dan kami benar-benar berhenti berbicara tentang hal penting.

 

"utano=san, dimana ermenhilde?"

 

"eh?"

 

tunggu, ini akan menjadi masalah kalau kamu melihatku kebingungan lho...

 

"kamu belum bertemu dengannya?"

 

"yaaah, yui-chan dan anastasia tidak tahu dimana dia. fafnir juga."

 

sebagai gantinya, aku dilihat langsung oleh fafnir karena itu.

 

"dia berada di tempat yang paling ingin kamu tuju sekarang."(utano)

 

".....aaah."

 

aku langsung tahu dimana tempat itu hanya dengan kata-katanya. aku pun menghela nafas.

 

aku penasaran bagaimana dia melihat reaksiku, utano-san mulai minum

sambil melihatku sambil tersenyum.

 

"benar juga, kupikir aneh sekali kenapa dia diam. rupanya eru-san tidak bersamamu."(kuuki)

 

"aku akan memberi tahu ermenhilde nanti kalau kuuki bilang dia bersiik, pasti."

 

"mengapa jadi seperti itu!?"

 

entah bagaimana, ketika aku mengerjadi kuuki untuk melampiaskan frustasiku, utano-san melihatku dengan senang.

 

"aku beryukur kamu selamat."(utano)

 

"hm?"

 

"bahkan aku juga khawatir sedikit lho... aku pikir kamu akan benar-benar mati."

 

utano-san mengatakan itu dengan mata hangatnya. menggunakan ekpresi seperti itu sungguh curang. biasanya dia bahkan tidak tertawa tapi dia menggunakan ekpresi ini kalau kami berdua saja. mengingat ciuman tadi lagi, aku tersadarkan lagi.

 

pada dasarnya, diajak ke kamar wanita di malam hari saja sudah terdengar aneh, yeah.. yaaah, aku tetap datang juga sih. sambil memikirkan tentang ermenhilde dan situasi sekarang, aku minum dari gelasku. aku mencium sesuati seperti wiski tapi tidak begitu kuat.

 

"itu benar, yuuko-san dan aya-chan tidak tidur karena khawatir lho..."(kuuki)

 

"aku bahkan tidak menyangka bertemu monster seperti itu di benua ini."(renji)

 

jika aku tahu tentan gitu, walaupun membutuhkan waktu, aku pasti memilih menghindari hutan. tengkorak sialan itu. jujur, aku pasti akan mati kalau bukan karena mururu. dia kuat.

 

"tapi untuk seekor monster bisa memojokkan renji-san seperti itu..."(kuuki)

 

"itu tidak seperti itu. tanpa perjanjiannya terpenuhi, yamada-kun hanya sekuat ksatria biasa."(utano)

 

".....benar, tapi bukankah kamu sedikit kasar?"(renji)

 

"aku membuat penilaian sempurna menurut pendapatku. kamu memiliki kebiasaan menghadapi musuh yang diatas dari kemampuanmu. tolong ubah kebiasaan itu."(utano)

 

aku tidak punya kebiasaan seperti itu. aku ingin memprotesnya tapi aku tahan untuk saat ini.

 

kenyataannya, aku melawan musuh yang lebih kuat dariku terlalu banyak. didukung oleh temanku, diselamatkan dan dilindungi oleh mereka juga. sama juga untuk sekarang. aku selalu sadar kalau faktanya tanpa temanku aku tidak bisa bertarung. dan pasti mati tanpa mereka.

 

"aku ingin menghindari bertarung kalau bisa. luka itu sakit dan aku takut mati juga."(renji)

 

mengalihkan pandanganku dari utano-san, aku mengambil cemilan untuk dimakan. cemilan ini pasti daging orc yang diasapi, benar-benar cocok dengan minuman keras. aku meminum sekali lagi untuk membasahi tenggorokanku. sudah lama sekali aku tidak minum dengan mereka berdua. aku tidak bisa tidak mabuk hari ini. sepertinya mereka berdua juga sama karena kecepatan minum mereka juga meningkat.

 

pipi wanita yang duduk disampingku menjadi merah dan dibawah mata merahnya terdapat kacamata yang berembun. apakah dia selalu cepat mabuk seperti ini? atau hanya karena dia stress dari pekerjaannya? karena aku sadar kalau itu sangat kasar untuk mengatakan kalau dia minum terlalu cepat, aku tetap minum dengan kecepatanku saja. yaah, pingsan di kamar wanita pada tengah malam akan merepotkan juga.

 

kuuki, tidak seperti penampilannya, bisa menahan minuman kerasnya. mungkin karena dia memiliki badan yang besar, atau mungkin karena dianya juga tahan. bahkan ketika kami berkelana bersama, aku tidak pernah melihatnya benar-benar mabuk.

 

"serius, akan sangat baik kalau masalah dengan monster ini berhenti."(kuuki)

 

"bahkan setelah dewa iblis terbunuh, mungkin beberapa tidak akan berubah, eh? dunia ini benar-benar dunia yang sibuk."

 

ketika aku minum lagi, kuuki mulai menuangkan air ke dalam gelasku lagi, sebagai gantinya aku menuangkan ke gelasnya dan kami memberikan terima kasih kecil ke sesama kami.

 

"tapi tetap, karena itulah aku ingin menggunakan kekuatan ini untuk orang lain sebisaku."(kuuki)

 

"ou, berjuanglah. hanya dengan seperti itu, kamu bisa mencuri hati putri juga."(renji)

 

"sudah cukup untuk itu...."

 

kesampingkan fisiknya, dia tidak terbiasa dengan percakapan seperti ini. yaaah, mungkin karena itulah dia populer, ada celah di kepribadiannya. aku pikir putri memiliki mata yang bagus. kuuki benar-benar pria yang baik.

 

"kesampingkan aku, renji-san juga harus berbicara tentang dirimu sendiri."(kuuki)

 

"aku?"

 

"apa yang kamu lakukan 1 tahun terakhir ini?"

 

"aku bersantai di sebuah desa dengan ermenhilde."

 

"kalian akrab seperti biasanya,"

 

"...tidak sesimpel itu.."

 

ahh, kaki kiriku sakit. ketika aku melihat kekiri ke utano-san, dia masih meminum dari gelasnya dengan muka yang sangat merah. melihatnya memegang gelas dengan kedua tangannya sangat manis. tapi kaki kanannya yang menginjak kaki kiriku semakin kuat saja. kuuki mungkin tidak bisa melihatnya karena dibawah meja. dia masih tersenyum seperti biasanya. Aah, itu benar-benar sakit.

 

"yaaah, masih banyak yang aku ingin lakukan. jika aku akan mati, aku aka mati setelah 50 tahun nanti ketika bersantai di tempat tidur."(renji)

 

"itu benar, kupikir paling tidak ancaman monster akan berkurang secara perlahan."(kuuki)

 

kami lanjut berbicara sambil minum. akhirnya aku bebas dari kaki utano-san.

 

"tetaplah di ibukota untuk sekarang, aku ada banyak hal yang ingin kau lakukan untukku."(utano)

 

"iya."

 

memberikan dia jawaban dengan satu kata saja. aku minum lagi. entah itu karena kemanisannya atau keseramannya, aku gugup hanya menjawab dengan 1 kata saja. ketika dia sedikit menggigil, aku dengan cepat menyembunyikan senyumku yang datang darinya.

 

"jadi, renji-san, kamu tidak akan berpegian lagi?"(kuuki)

 

"yaah, aku masih memikirkan hal itu. aku memiliki hal yang ingin kulakukan tapi untuk sekarang paling tidak aku akan tetap di ibukota."(renji)

 

ketika aku menjawab kuuki, utano-san melihat kearahku. sepertinya pipi merahnya bukan hanya karena alkohol.

 

"sesuatu yang ingin dilakukan?"(utano)

 

"iya, aku ingin memperlihatkan dunia kepada ermenhilde dan kemudian diam-diam menetap disebuah desan dan bersantai disitu. ada hal lain juga sih."(renji)

 

"sungguh mimpi yang bagus. ketika kamu menetap di sebuah desa, maukah kamu mengajakku juga?"(utano)

 

"yaaah, kalau kamu belum menemukan laki-laki yang baik sampai saat itu."(renji)

 

"um....bisakah kalian berdua berhenti saling menggoda seperti ini?"(kuuki)

 

"padahal kami tidak seperti itu"(ranji)

 

"nyatanya, seharusnya itu kalimatku, yuuta-kun. setiap kai kamu berada di tempat latihan kamu langsung berbicara dengan putri. aku bisa melihat langsung dari jendela kamarku lho.."

 

"....Ehh..."

 

ketika kami bertiga tertawa, aku meneguk minuman lagi. seperti yang kuuki katakan, aku tidak merasa jarak diantara diriku dan utanosan menciut sedikitpun. aku tahu perasaannya. dan utano-san tahu kalau aku tahu tentang perasaannya juga. dia selalu mendekatiku tapi akulah yang selalu mundur. kami juga sudah melakukan hubungan intim bersama, kami juga saling mencari kehangatan. sebagai orang dewasa denga umur yang sama yang dipanggil didunia ini, akur asa itu normal untuk kami memiliki sesuatu sama yang dinginkan. itu adalah hubungan yang berbeda dengan aya, itu terasa enak.

 

mungkin suatau hari nanti aku akan memutuskan apa yang akan aku lakukan tentang hubungan kami nanti, tapi untuk sekarang, aku hanya ingin dimanja dengan kebaikannya. mungkin itulah alasan mengapa aku selalu dipanggil tidak kompeten. mengingat kata anastasia, pikiranku kembali ke kenyataan. mungkin karena dia mabuk, pandangan dinginnya agak kabur.

 

"sekarang aku ingat-"

 

setelah menatapku beberapa saat, utano-san berdiri. dia mendekati mejanya, dia kembali dengan sesuatu yang tetap tersembunyi di mejanya. mukanya merah tapi jalannya tetap lurus sempurna.

 

dan aku tahu apa yang dipegangnya. itu adalah pedang mithril yang aku jual dulu di desa itu. bagaimana itu bisa ada disini? aku memiringkan kepalaku karena bingung.

 

"ini, bukan barang untuk dijual. kamu seharusnya tidak melepaskan ini dengan mudah, yamada-kun."(utano)

 

"apa sesuatu terjadi dengan pedang itu?"(kuuki)

 

"yaah, sedikit."(renji)

 

"pria ini menjualnya dengan sangat murah di sebuah desa karena desa itu tidak ada uang. aku harus dengan cepat menghabiskan banyak uang untuk membelinya kembali."(utano)

 

tanpa mengatakan apapun, aku tetap meneguk minumanku. yaaah, aku kehabisan uang jadi aku menjualnya, tapi aku tidak akan mengatakan itu. demi nyawaku. jika aku mengatakan itu, dia pasti menguburku.

 

"sampai kamu melunasinya, kamu tidak boleh lari, okay?"(utano)

 

"okay."

 

dan sudah kuduga, aku tidak ada pilihan lain selain mengambil pedang mithrilku kembali dari utano-san yang duduk disebelahku. batu kecubung yang berada di ganggangnya adalah bukti kalau itu punyaku. karena aku tidak memiliki energi magic, aku tidak dapat menggunakannya tapi jika kamu menggunakannya, lambang kerajaan akan muncul, membuktikan kalau itu adalah pedang yang bagus.

 

"kamu menjual pedang yang kamu dapatkan dari raja?"(kuuki)

 

"dan juga, itu sangat-sangat murah."(utano)

 

hentikanlah, telingaku sakit. mari lanjut minum saja. ketika mendengarkan mereka berdua berbicara, aku tetap minum sambil merasa sedikit malu.

 

"10 perak. kamu harus membayarnya dengan itu, okay?"(utano)

 

"......Eh?"(TN: untuk pengingat, perak di dunia ini sangat mahal daripada emas dan tembaga. jadi 10 perak itu sangat mahal.)

 

ada apa dengan jumlah yang menakutkan itu!? tangan kuuki, yang memegang gelas juga berhenti. ketika aku melihat kesebelahku, mata mabuknya melihat langsung padaku.

 

"10?"(renji)

 

"perak, iya."(utano)

 

100 emas setara 1 perak... jadi 1000 emas. jika dijadikan tembaga, itu berarti 100,000 koin tembaga. ngomong-ngomong, aku hanya punya 10 koin tembaga sekarang.

 

aku melihat kembali ke pedangku. karena dia membelinya seharga 10 perak, aku bisa menjualnya lagi dengan 10 perak, kan? aku dengan cepat berfikir seperti itu dan mabuk pada diriku langsung hilang juga. tidak, tunggu, tapi dia akan membelinya lagi dan aku akan berhutang padanya lagi!?

 

karena jumlah yang menakjubkan, kepalaku tidak bekerja dengan baik.

 

"aku turut bersedih denganmu."(kuuki)

 

"Oi. berhenti menggabungkan tanganmu seperti itu, sialan."(renji)

 

melihat gurauan kami, utano-san tertawa sedikit. dia benar-benar mabuk. melihat dia seperti itu yang normalnya bahkan tidak tersenyum, aku berhenti peduli dengan hutang 10 perak. yaaah, itu tidak membuatku menjadi lebih baik juga.

 

karena aku tidak bisa memikirkan apapun sekarang, aku memutuskan untuk nanti saja memikirkannya. aku merasa aku akan diomeli ermenhilde nanti. ketika aku menuangkan minuman keras lagi, aku sadar kalau botolnya sudah kosong.

 

"aku rasa ini sudah saatnya."(renji)

 

"ah, sudah selesai?"(kuuki)

 

"itu, aku punya sesuatu yang harus aku depresikan sekarang."

 

"yaah, bukankah itu tidak apa-apa? itu akan lebih baik untuk tinggal di tempat yang sama untuk beberapa waktu lho.."

 

"dengan hutang sebesar itu, aku merasa aku akan tinggal disini sampai akhir hidupku."

 

bahkan aku bisa merasakan mukaku mulai keram.

 

"ara, aku bahkan makin tidak masalah kalau begitu..."(utano)

 

"yeah yeah. orang mabuk harus segera tidur."

 

utano-san pun cemberut mengembungkan pipinya karena tidak senang dengan sikapku. melihat ekpresi langkanya, aku meletakkan daguku diatas meja. betapa seriusnya dia? sambil memikirkan itu, aku pun berdiri menggelengkan kepalaku.

 

"baiklah kalau begitu, ayo kita bersih-bersih."(renji)

 

"iya, ayo."(kuuki)

 

tapi, ketika aku ingin mulai bersih-bersih, lenganku dicengkram. ketika aku melihat kearah lenganku, jari kecil yang imut memegangku. aku melihat kearah pemilik jari itu.

 

kuuki, berpura-pura tidak melihatnya, dengan cepat membersihkan semuanya dan dia sudah didekat pintu.

 

"baiklah kalau begitu, sampai juga lagi nanti."(kuuki)

 

sambil mengatakan itu, tanpa ragu, kuki meninggalkan ruangan.

 

dasar tidak punya hati.

 

aku ingin dipuji karena aku tidak berteriak kepadanya seperti tu.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

aku berjalan melewati koridor ditengah malam. udara dingin menyentuh kulitku membuatku menggigil tapi tubuhku hangat karena alkohol. lantai koridor terbuat dari batu tapi karena diberi karpet, langkah kakiku tidak nyaring, hampir tidak bersuara. ketika aku melewati beberapa tentara yang berjaga di malam hari, mereka menunduk kepadaku setiap kali mereka melihatku.

 

rak-rak yang didekorasi, bunga-bunga cantik, ksatria dengan set armor perak, dan lampu magic kecil. semua diatur di sepanjang koridor dan bersinar dalam kegelapan malam.

 

itu terasa sedikit menakutkan jadi aku mempercepat langkahku. langkah kaki diamku mulai sedikit berbunyi.

 

tujuanku adalah kapel di akhir koridor ini. utano-san berkata ermenhilde ada ditempat yang ingin aku tuju. berarti itu adalah kapel. terdapat patung perak dari sang dewi, tempat dimana kami dipanggil dari dunia lain. tempat dimana aku mendapatkan ermenhilde dari astraera.

 

setelah datang kedunia ini pertama kali, dikelilingi oleh raja dan yang lainnya, hanya bocah di usia remaja dan orang berusian 20tahunan muncul. tapi tetap saja negara ini memperlakukan kami dengan baik. mendukung kami semua yang tidak memiliki kemampuan bertarung dan pengetahuan dunia ini. dan mereka bertarung disisi kami.

 

mereka semua dalah orang-orang yang  baik. semuanya. karena itulah, aku berfikir aku akan bekerja keras untuk dunia ini. untuk orang-orang di negeri ini, aku memutuskan untuk bertarung. aku takut melukai dan terluka dan benar, untuk membunuh dan untuk terbunuh juga menyeramkan. tapi tetap saja, aku mengambil senjataku. aku mencoba melakukan apa yang aku inginkan. berharap aku bisa membayar orang-orang ini.

 

berapa lama aku berajalan di koridor gelap ini? akhirnya, didepanku, ada pintur besar. tampilannya sama dengan sebelumnya dan tempatnya juga belum berubah dari ingatanku. aku tidak senang ataupun sedih tapi aku membuka pintu itu dengan seluruh kemampuanku.

 

dulu, nafasku akan terengah-engah dan aku langsung lelah hanya dengan membukan pintu ini tapi sekarang aku bisa membukanya dengan mudah. mungkin karena aku sudah tumbuh sedikit juga. karena memikirkan itu, aku merasa sedikit aneh.

 

"tempat ini tida berubah sama sekali."

 

ketika aku bergumam, suaraku bergema di dalam kapel yang kosong. diantara keindahan yang tidak nyata, di dinginnya udara--terdapat patung dewi, di sisi terdalam kapel.

 

"ermenhilde."

 

[kau terlambat.]

 

suaranya seperti suara marah, tapi aku merasa lega.

 

partnerku yang kucari berada di tangan patung dewi.

 

"maaf, aku terlambat."

 

[serius, aku harus menunggu sangat lama.]

 

mengambil ermenhilde dengan tanganku, aku duduk di salah satu kursi kayu. *ping*, aku menjentikkan medal dengan jempolku. suaranya terdengar keseluruh kapel. dan setelah itu suara diam terjadi kembali. tapi, aku tidak peduli tentang itu.

 

mengambil ermenhilde yang berputar diudara, aku membuka tanganku. itu adalah kepala.

 

"hmmmm, sepertinya bagus."

 

[....waah.]

 

mengambil nafas dalam-dalam, aku mulai menghembuskan nafas. udara dingin terasa enak ditubuhku yang hangat karena minuman keras.

 

[bagaimana lukamu?]

 

"aku baik-baik saja. apa aku membuatmu khawatir?"

 

[Tentu saja.]

 

"begitu..."

 

aku menggenggam ermenhilde di tanganku dan berdiri.

 

"apa kamu ingat, disinilah tempat kita pertama bertemu."

 

[begitukah? maaf. seperti yang kukatakan sebelumnya tapi mungkin karena bertarung melawan dewa iblis, aku tidak bisa begitu mengingat hal-hal sebelumnya.]

 

"tidak, tidak apa-apa. itu tidak begitu wow juga."

 

pada perkataan ermenhilde, aku memberikan balasan yang tidak peduli. bahkan walaupun kamu tidak mengingatnya, walaupun kamu melupakannya, bahkan kalau begitu, aku akan mengigat semuanya---

 

aku mulai berjalan. sebelum meninggalkan kapel, aku kembali ke patung dewi.

 

"aku pulang."

 

aku tidak tahu jika itu hal yang benar untuk dikatakan tapi aku mengatakan itu kepada dewi.

 

<selamat datang kembali kerumah.>

 

apakah aku berhalusinasi? tapi,a ku merasa kalau suara itu memberikanku sedikit dorongan dibelakang.

 

[ada apa renji?]

 

"tidak, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

 

[apa?]

 

"aku memiliki hutang."

 

[.......]

 

"10 koin silver untuk utano-san."

 

[..........................Apa??]

 

sambil slah mengira caraku menggunakan keberanianku, walaupun begitu, aku akan melunasinya...

Yay vol 3 akhirnya selesai, bertahun tahun ga selesai selesai ~~ maaf hehehe... tapi selesai kan ?? hehehe ~~ (2)


Genre

Tags

#
MasariuMan
Seorang yang menjadikan menerjemahkan sebagai hobi. Saya selalu berpikir agar orang lain juga bisa membaca apa yang saya baca, terutama yang tidak mengerti bahasanya. Doakan saya agar selalu sehat dan memiliki banyak waktu untuk menerjemahkan agar kalian juga dapat membaca tanpa terputus. aamiin ...
#
Komentar Tanpa Login ?
Untuk berkomentar tanpa login, silahkan masukkan nama anda pada "ATAU DAFTAR DISQUS" dan centang/ceklist () pilihan "Komentar sebagai tamu" (pilihan centang akan tampil setelah memasukkan nama). Saling bertukar pikiran sangat disambut disini, saya yakin kalian dewasa jadi mohon jangan berantem ya.