Maaf kalau ga bisa up langsung banyak karna pekerjaan numpuk lagi ~~~~
ᕕ( ᐛ )ᕗ ᕕ( ᐛ )ᕗ ᕕ( ᐛ )ᕗ
Chapter 38 : Kehidupan yang Baru
Penerjemah : MasariuMan
tempat itu dingin. dingin, sunyi, tempat yang sepi. tempat yang kosong, gelap, dan tempat yang menyedihkan.
ditengah-tengahnya adalah au. apakah aku berdiri atau duduk? apa yang ada didatas dan apa yang ada dibawah? aku tidak tahu appaun.
siapa aku?
aku bertanya. tapi tidak ada jawaban. aku bahkan tidak tahu aku bertanya nyaring atau aku hanya memikirkan itu. aku hanya berada disini, sendirian.
aku ingin bertemu orang-orang. siapapun juga boleh. apapun itu. aku hanya ingin bertemu seseorang. didalam kegelapan ini, aku tetap berharap seperti itu.
aku ingin bertemu.
.
.
"giii" terpekik menangis karena mati, monster berkulit putih yang kutebas akhirnya tumbang. seekor kadal. normalnya di game fantasi, itu adalah monster yang sering ditemui. memiliki tinggi 2 meter dan badan seperti manusia, badannya dipenuhi kulit hijau dan mereka menggunakan armor besi juga. mereka juga membawa pedang atau tombak.
kekuatan fisiknya hebat, juga memiliki kecepatan seperti binatang buas. senjatanya berbahaya tapi yang paling berbahaya adalah serangan ekornya. pada kekuatan penuh, itu bahkan bisa menghancurkan batu.
menebas kadal ini, dan sambil menghembuskan nafas, aku memasukkan kembali pedang mithrilku ke dalam sarungnya. suara dari pertarungan berakhir dan suara air disekitar terdengar di telingaku. pohon-pohon yang tumbuh dengan baik dan gunung-gungung memberikan udara dingin. tempat ini sempurna untuk berkemah kalau saja tidak ada monster. dan walaupun kita dekat dengan ibukota, jumlah musuh masih banyak. dan, mungkin karena efek pertarungan yang besar disini 2 tahun lalu, monster disini sangat kuat daripada yang ada di benua imnesia. bahkan monster kadal memiliki kekuatan fisik yang kuat daripada biasanya. sama juga untuk monster lain seperti goblin. bahkan normalnya, monster tidak akan datang ke tempat dimana manusia berkumpul.
"seperti biasa, kamu hebat."
"aku merasa aku bisa mati kapan saja."(renji)
ketika aku melawan kadal itu 1 vs 1, feirona, yang berada disampingku mengalahkan goblin yang ada disekitar dan berkata seperti itu padaku. rambut emasnya bergoyang karena angin, benar-benar pria tampan. elf tampan ini, memiliki kemampuan untuk mengalahkan 5 goblin tanpa kelelahan.
dan dibelakangnya, ada sicantik dengan rambut berwarna madu seorang berambut perak, bertelinga anjing yang indah berjalan. gadis berambut perak sepertinya tidak terganggu apapun tapi gadis berambut madu sepertnye menurunkan bahunya sedikit.
"ada apa nona francesca?"(renji)
"tidak, hanya saja..."
"ketika nona francesca berfikir untuk menggunakan magicnya, pertarungan sudah selesai."
ah, jadi begitu, jadi dia khawatir kalau dia tidak dapat diandalkan. jujur dia tidak perlu berfikir seperti itu. yaah, karena kami bertarung bersama sebagai tim juga. aku pikir dia merasa tidak berguna karena dia tidak memberikan kontribusi pada tim.
"goblin yang terakhir."(mururu)
"hm?"(fram)
"kamu bisa menghancurkan keseimbangannya. itu sangat membantuku."(mururu)
"Uu....Mururu-chan."(fram)
nona francesca memeluk mururu dari belakang. karena perbedaan tinggi badan, kepala mururu tenggelam di dada nona francessca. yaaah, itu tidak terlihat senonoh sih. pokoknya, itu membuat pria sepertiku susah untuk melihat mereka secara langsung. mururu masih dengan muka tidak pedulinya juga.
mengalihkan pandanganku dari mereka, aku berlutut didekat mayat kadal. aku memotong dari tangan kanannya sebagai bukti penaklukkan dan aku meletakkannya di tasku. pada saat yang sama, aku juga mengambil pedang bermata dua yang terbuat dari tulang binatang juga. karena itu terlihat seperti pedang yang langka, mungkin bisa dijual dengan harga yang mahal.
"mereka sepertinya lebih akrab sekarang ketika aku tidak bersama mereka selama seminggu."(renji)
"yaaah, mereka berdua perempual. aku juga kewalahan, sebagai seorang pria sendiri, sendirian tanpa mu lho."(fei)
dia mengatakan itu tapi aku tidak masalah dengan itu. bibirnya tersenyum sedikit. mereka menjadi akrab hanya dalam seminggu, enaknya, aku jadi iri.
"aku akan mencuci tanganku."(renji)
"yeah, jangan terlalu jauh juga."(fei)
kenapa aku diperlakukan seperti anak kecil?
aku meninggalkan mereka dan pergi mencuci tangan di sungai. air bening dingin membuat jariku agak sedikit sakit. mengerutkan kening sedikit, aku pelan-pelan mencuci tanganku dan membersihkan dara yang lengket di tanganku.
"apa yang terjadi, kok diam sekali hari ini?"(renji)
[tidak ada alasan.]
ketika aku memanggil partnerku di kocekku, suaranya benar-benar suara dia marah. itu suara dia seperti biasanya tapi dia selalu begini beberapa hari belakangan ini. dia tidak mengatakan apapun tapi kupikir karena aku menggunakan pedang mithril lagi.
"jangan merajuk seperti itu, ayolah."(renji)
[aku tidak merajuk!]
langsung dijawab olehnya. karena suaranya seperti kekanak-kanakan, aku pun tersenyum. aku penasaran apakah kekanak-kanakan bagiku untuk berfikir kalau ermenhilde imut?
setelah selesai mencuci tangan, aku pun kembali. perburuan hari ini- 5 monster kadal, 20 goblin. sangat bagus untuk membagi hadiah untuk kami berempat, jumlahnya tidak begitu banyak juga. berapa lama bagiku agar bisa membayar utangku ke utano-san? pendapatkanku minggu ini sekitar 4 koin emas dan 10 koin tembaga.
itu tidak apa-apa kalau kami hanya memburu monster tapi biaya penginapan, makanan dan biaya perbaikan dan pemeliharaan senjata juga memerlukan uang.
"nona francesca, kamu sudah tenang sekarang?"(renji)
"ah, iya. renji-san, kamu juga baik-baik saja?"(fran)
"ini sudah seminggu. aku baik-baik saja. terima kasih telah mengkhawatirkanku."
"tidak, kamu tidak perlu berterima kasih padaku..."
".....berat."(mururu)
dibawah dada nona francesca, mururu bersuara kelelahan. entah 'berat' yang berarti berat badan nona francesca atau hanya dadanya saja. nona francesca mengubah peralatan dan pakaiannya di ibukota dan tidak menggunakan penutup data kulitnya lagi. sekarang dia berpenampilan lebih seperti penyihir.
jubahnya berwara biru tua, dan didalamnya dia menggunakan jaket dengan warna yang sama dan blus putih. dibagian bawah dia menggunakan rok panjang dan menggunakan kaus kaki sepanjang lutut. pakaiannya terlihat bagus tapi tidak sesuai bertentangan dari ekpetasiku, pakaian itu benar-benar memiliki pertahanan magic yang tinggi. yaaah, itu cocok untuknya dan juga memberikan pertahanan yang bagus, tidak ada yang komplain juga.
masalah utamanya, bisa kubilang, kalau dada cantiknya yang ditekan oleh pelindung dada sebelumnya menjadi benar-benar menonjol sekarang. pandanganku secara otomatis langsung kearah dadanya beberapa kali. benar-benar hebat bentuk dadanya.
"jujur benar-benar aneh kamu bisa sembuh dari luka itu hanya dalam waktu seminggu."(fei)
"tidak sepertiku, aku kenal sage yang sangat hebat."(renji)
setelah mendapatkan perawatan, alasanku tetap tidur hanya karena kelelahan. selain itu, aku bisa bergerak dengan bebas dihari pertama.
mengumpulkan barang jarahan hari ini, aku mulai bersiap untuk kembali dengan feirona. matahari masih diatas tinggi tapi aku tidak ingin terluka lagi dan terlalu mendorong tubuh.
"tapi tetap saja, kamu benar-benar energik setelah datang ke ibukota. dulu waktu kita pertama kali bertemu, kamu selalu terlihat lesu."(fei)
"sesuatu terjadi. aku juga, sekarang, membutuhkan banyak uang."(renji)
jujur, bukan 'banyak' yang. anggap saja 1 koin tembaga sama dengan seratus yen. aku sekarang sedang memiliki hutang sekitar 10,000,000 yen. seperti yang kalian kira aku belum memberi tahu ke yang lainnya kalau aku sedang dalam hutang besar. karena itu tidak akan terlihat keren. bahkan aku memilirkan bagaimana orang-orang melihatku.
10 koin perak. jika utang itu dibuat hanya untuk membuatku bekerja keras, kupikir aku telah menari di atas tangan utano-san. yaaah, aku pasti hanya terlalu memikirkannya saja.
"kita kembali sekarang?"(fran)
"Hm, yeah. hari ini, souichi dan yayoi-chan akan sampai ke ibukota."(renji)
"brave (pemberani)?"
"iya. tidak sepertiku, dia benar-benar seorang pahlawan."
paling tidak, dia bukan tipe yang akan dililit hutang. aku bahkan tidak bisa membayangkan dia hidup sepertiku. yayoi-chan pasti akan menghentikannya sebelum dia jatuh didalam lilitan hutang. sepertinya, mururu tidak tertarik dengan hal itu dan dia hanya bermain-main melempar batu di sungai. paling tidak bantu kami mengemaskan barang.
"makan siang hari ini..."
mungkin karena dia menyadari pandanganku, dia pun berbicara. aku tidak mengerti apa yang dia katakan jadi aku mengikuti pandangannya kearah sungai hanya untuk melihat kalau dia menangkap ikan menggunakan batu. betapa bagusnya penglihatan serigala ini!?
karena menyedihkan untuk membiarkan ikan yang dia bunuh hanyut disungai aku melepaskan sepatuku dan menaikkan celana panjangku.
"ada apa?"(fran)
"yaaah, aku tidak ingin mururu pergi kedalam air di cuaca yang dingin."(renji)
aku masuk kedalam sungai. karena dinginnya air, kakiku berhenti bergerak ketika aku masuk ke sungai.
"apa, apa kamu baik-baik saja?"(fran)
"Di-i......DINGIN SEKALI!!"(renji)
"tentu saja. ini sudah [bulan kesembilan]....setelah terluka, apakah kamu berencana untuk demam kali ini?"(fei)
[dasar.]
sambil mendengarkan suara feirona dan ermenhilde yang lelah, aku dengan cepat mengumpukan ikan yang mengapung di sungai. hanya nona francesca yang khawatir padaku. dan juga, mururu membunuh banyak ikan lagi dan sepertinya dia tidak peduli padaku.
bahkan ikan berlarian karena aku masuk kesungai, dia masih membunuh mereka dengan santai dengan mata linglungnya. setelah aku selesai mengumpulkan sisa ikan, nona francesca dan feirona selesai berkemas.
"berbagilah denganku juga."(renji)
"okay."(mururu)
[....haaah..]
"aku akan menyalakan api jadi cepat hangatkan dirimu."(feirona)
keluar dari sungai, aku mencoba membersihkan bau ikan dari tanganku. itu tidak terhindarkan. seluruh badanku jadi dingin.
"sungguh perhatian dirimu. teman yang aku percayai benar-benar sesuatu yang paling hebat kumiliki."(renji)
"jangan berkata sesuatu yang tidak kamu maksudkan."(fei)
"tidak, aku benar-benar serius lho."
feiorna mengunpulan ranting dan nona francesca menyalakan api dengan magicnya. aku membersihkan kakiku dan mengarahkan tanganku ke api, aku agak sedikit hangan.
"fuu...."
"ikan itu, apakah akan kamu masak?"(mururu)
dengan suara pluk, mururu duduk disampingku. kemudian, nona francesca dan feiora juga duduk disekitar api.
"agak telat tapi ayo kita makan siang."(renji)
"iya!"
nona francesca memberikan jawaban dengan senang. dia benar-benar suka sesuatu yang dilakukan diluar rumah sepertinya. tidur titenda, menyiapkan api unggun, memasak dan memakan binatang dan ikan yang ditangkap di sungai dan lain-lain. tidak seperti penampilannya, dia cukup berani.
aku memberikan senyuman kecil melihat reaksinya. feirona mulai bersiap untuk memasak ikan. membuang sisiknya, membuang isi perutnya, dia menusuk ikan pada stik kayu. sambil mengagumi kehebatannya, aku juga membantu untuk bersiap. tapi aku hanya mengulang apa yang dia lakukan. pekerjaan pertama pisau besiku adalah membuka sebuah ikan.
setelah selesai dengan persiapannya, aku mencucui tanganku. ikanpun dibakar di api. tiba-tiba, aku merasakan tatapan aneh memandangku.
[apa yang terjadi?]
"tidak........itu....."
aku melihat kearah tempat dimana aku merasakan tatapan itu muncul tapi tidak ada apapun disitu. karena kami berburu disini beberapa waktu belakangan ini, aku tahu tidak ada sesuatu di arah situ.
apakah itu monster?
itu normal untuk berfikir seperti itu. karena kami berempat, mungkin monster itu lari. aku kembali ke api unggun tanpa memikirkannya lagi.
"apakah kalian merasakan sesuatu barusan?"(renji)
"sesuatu?....."(fran)
"yeah. aku pikir aku merasakan tatapan aneh..."
aku melihat ke arah feirona dan mururu. mereka berdua lebih sensitif daripada aku tapi mereka menggelengkan kepalanya.
"berarti hanya perasaanku saja."(renji)
ermenhilde tidak dapat merasakan apapun juga jadi itu pasti hanya perasaanku saja.
aku memutuskan untuk melupakan itu karena aku memilih untuk menatap ikan yang lagi dibakar. untuk berbagai alasan, aku selalu merasa aku menatap ikan seperti ini. sepertinya nona francesca dan mururu juga melakukannya, jadi kami berempat diam memandang ikan yang dibakar. aku merasa feriona dan ermenhilde menghela nafas tapi aku tidak memperdulikannya.
setelah beberapa waktu, ikan-ikan akhirnya masak. ada 6 ikan. nona francesca dan feirona mengambil masing-masing 1 sedangkan aku dan mururu mengambil 2. feirona, walaupun badannya berukuran sama denganku, tidak terllau banyak makan. sungguh mengejutkan, jujur, bagaimana dia bisa menahan itu. bahkan aku merasa aku bisa makan 3 ekor. yaah aku tidak akan bisa makan sebanyak itu juga. tidak terlalu kekenyangan itu baik. aku menggigit ikan. karena ikan dari air sungai yang bersih, tidak ada rasa atau bau lumpur pada ikannya. karena kita baru saja menangkapnya, ikan itu terasa segar. aku memakan ikan pertamaku dengan cepat.
"Hm?"
[barusan saja, apa kau merasakan energi magic juga?]
ketika aku berbalik untuk merasakan pandangan itu lagi, ermenhilde sepertinya juga merasakan energi magic.
"apa yang terjadi?"
"aku merasakan tatapan itu lagi."(renji)
aku berdiri. tidak masalah kalau itu hanya tatapan tapi ermenhilde merasakan energi magic juga jadi aku harus berhati-hati. aku memastikan pedang mitrhil yang berada di pinggangku, aku mendekat kearah sungai.
yang lain juga, walaupun mereka tidak merasakan apapun, mereka juga berjaga-jaga. tapi bahkan sampai menunggu beberapa waktu, tidak ada yang terjadi. mungkin saja penyihir lain sedang bertarung disuatu tempat jauh dari sini? mungkin saja tidak. ermenhilde hanya merasakan energi magic sekali dan tidak bisa merasakannya lagi. apa yang terjadi? aku menggaruk kepalaku.
dalam pandanganku tetap sama hanya sungai yang bersih, pohon-pohon dan angin yang dingin. tidak ada perubahan. aku bahkan merasa akulah yang aneh.
"yaah, mau gimana lagi."
aku akan mengurusnya kalau sesuatu terjadi. sambil memikirkan itu, aku kembali ke dekat api. ketika aku melakukannya, feirona dan yang lainnya juga menurunkan penjagaannya dan kembali fokus makan.
"......oi, satu ikanku pergi."(renji)
"ngu, mugugu."
aku memandang disebelahku, chibi disampingku mulai makan ikan dimulutnya dengan cepat. itu benar-benar sikap yang buru, tapi itu bukan poin utamanya. ada 3 stik didepannya. aku memanggilnya tapi dia panik dan mengalihkan pandangannya.
"oi mururu, aku tidak akan marah jadi lihatlah aku."(renji)
"nn..... kamu tidak akan marah?"(mururu)
"mungkin."
ketika aku mengatakan itu, dia membuang mukanya lagi. anak ini...
nona francesca dan feirona tetap memakan ikannya sambil tersenyum cengir.
[lagi?]
"sekarang makin aneh."
feirona berdiri dan mengecek senjatanya. nona francesca dengan cepat menghabiskan makanannya dan juga mengecek senjatanya. hanya mururu, yang senjatanya adalah badannya sendiri, tetap di posisi yang sama. dia tetap menikmati rasa dari ikan itu. pada saat makan malam, aku pasti akan mencuri makanannya. aku memikirkan hal kekanak-kanakan. tapi tetap saja, mengapa feirona atau mururu masih tidak merasakanannya? aku agak sedikit khawatir.
"tidak ada cara lain, ayo kita menyeberang sungai."
benar-benar sangat dingin. yaaah, paling tidak sungainya tidak dalam.
.
.
setelah berjalan beberapa waktu di sungai, ada bukit tinggi di seberang sana. paling tidak sekitar 30 meter tingginya. dan diatas itu tidak ada apa apa, hanya daratan luas. tidak ada bunga atau pohon-pohon, hanya tanah luas. setelah dipanggil didunia ini, disinilah tempat pertama kali kami mengalahkan keturunan dewa iblis. mungkin karena efek itu, tempat itu menjadi area mati. dan jika kamu berjalan melalui tanah itu selama seminggu, kamu akan sampai ke kota taktik.
yaah, kesampingkan hal itu, ada sesuatu yang tidak aku lihat di bukit ini. bahkan walau kami sering kesini sebelumnya. ada sebuah gua. besarnya paling tidak sebesar ogre bisa masuk... gua setinggi 5 meter. aku memiringkan kepalaku kebingungan melihat pintu masuknya.
"apa ini ada disini sebelumnya?"(renji)
"tidak, ini tidak ada disini sepertinya."(fran)
ketika melihat peta ditangannya, nona francesca berkata seperti itu. itu hanya peta biasa tapi kalau ada gua di sekitar ibukota, pasti ada tergambar di peta. itu artinya, gua ini baru saja dibuat tapi kami juga datang kesini beberapa hari waktu lalu juga. apakah gua sangat mudah dibuat?
atau mungkin---
[aku dapat merasakan energi magic. itu sama dengan sebelumnya.]
"jadi ini. ermenhilde, bisakah kau tau itu apa itu?"
[aku tidak bisa. terlalu lemah....terlalu rendah levelnya.]
aku mengetuk ermenhilde di kocekku.
[itu bisa saja jebakan. kamu mau tetap masuk?]
"kita akan masuk?"(mururu)
mendengar suara ermenhilde, mereka bertiga melihat langsung kepadaku. aku tidak menyembunyikan suara ermenhilde dari mereka lagi. itu sebagai bukti kalau aku mempercayai mereka. reaksi mereka berbeda dan sangat asik dilihat. sekarang, karena dia merajuk, ermenhilde tidak terlalu banyak biacara. seberapa bencinya kamu melihatku memakai pedang lain?
tapi. sekarang seperti situasi saat ini, dia tidak lagi merajuk. mendengar suara ermenhilde, mururu menanyaiku untuk mengkonfirmasi juga.
"bukankah dalam kasus ini bisa diambil dari pemungutan suara?"(renji)
"kamu adalah ketua disini, renji."(fei)
"sudah kubilang sebelumnya juga tapi siapa yang memutuskan itu!?"(renji)
ketika aku berbicara seperti itu, aku mengeluarkan obor dari tasku, membasahinya dengan minyak dan meminta nona francesca untuk menghidupkannya. ini agak sedikit berbahaya tapi rasa penasaranku menang untuk kali ini. aku penasaran dengan tatapan yang aku rasakan. dan untuk beberapa alasan, bahkan sekarang, aku tidak merasakan bahaya. jika kami mengandalkan intuisiku, kami harusnya akan baik-baik saja. aku memikirkan itu tanpa bermaksud apapun.
"hmmm kalau begitu ayo kita masuk."(renji)
"iya."
ketika aku mengatakan itu, nona francesca setuju juga. kami masuk dengan berbaris dengan aku didepan, kemudian mururu, francesca dan feirona di belakang. aku memegang obor dan nona francesca menggunakan magicnya untuk menyinari disekitar juga.
didalam gua tidak terasa nyaman dan udara sepertinya masuk melewati dinding. mungkin gua ini terhubung dengan sesuatu di ujung sana. guanya sepertinya digali dengan ukuran yang sama. normalnya, sebuah gua tidak rata dan kasar. dinding yang membuat lubang bukan sesuatu yang muncul secara natural. ini pasti digali menggunakan magic.
ketika aku masuk sambil memikirkan teori, nona francesca berteriak sedikit dari belakang. pada saat yang sama, mururu membuat suara yang tidak seperti wanita *gueeeh*. suara mereka berdua bergema di gua ini.
"ada apa?"(renji)
"ada serangga. aku sudah membunuhnya sih."
"begitu."
jika ada jebakan didepan kami, suara kami pasti sudah memicunya sekarang. aku meletakkan tanganku di ganggang pedang mithril. sepertinya feirona juga berfikir sama karena aku melihatnya menjadi lebih tegang searakgn.
kami diam beberapa waktu tapi sepertinya tidak ada perubahan. akupun mulai santai sedikit dan melepaskan tanganku dari pedang.
"tidak ada sesuatu disini?"
"ada serangga...."(fran)
"itu tidak ada hubugannya."(mururu)
suara mururu terasa sedikit cemberut. pasti karena dengan serangga, nona francesca pasti memeluk lehernya dengan kuat dari belakang. suaranya terasa seperti lehernya dicekik.
kami masuk semakin dalam. sudah 10 menit kami masuk dan akhirnya aku melihat ada cahaya sedikit didepan kami.
"apakah itu jalan keluar?"(fran)
"terlalu gelap untuk itu."(renji)
[.....ada sesuatu disana...]
mendengar suara ermenhilde, semuanya mengeluarkan senjata mereka. mururu mengubah tangannya menjadi cakar.
[hati-hati.]
"aku akan masuk pertama kali. feirona, aku akan menyerahkan bagian belakang denganmu."(renji)
"itu mungkin agak sedikit susah."(fei)
"mururu, ikuti aku dengan beberapa jarak diantara kita."
"baiklah."
dikarenakan kurangnya cahaya, pasti akan susah untuk feirona menembah panah. jadi aku membawa mururu, yang memiliki kekuatan fisik yang kuat, ikut denganku ke arah cahaya.
jika itu benar-benar jebakan, aku bisa menjadi target sempurna karena aku membawa obor. aku mengatakan itu tapi aku tidak merasakan keberadaan lain selain diriku. gua ini sepertinya tidak ada penghuninya. aku yakin akan hal itu.
tapi ermenhilde berkata ada sesuatu disitu, berarti pasti ada sesuatu. aku tetap berjalan ke arah cahaya sambil berhati-hati.
"-------"
aku kehilangan nafasku.
didepanku terdapat kristal dengan warna biru muda. kristal itu sebesar sekitar 5 meter. kristal yang benar benar seperti permata, mengambang diudara. tapi itu bukanlah masalahnya. kristal yang mengambang benar-benar langka, yaah ini adalah dunia pedang dan magic. aku sudah melihatnya beberapa kali tapi,---
"seseorang tidur didalamnya?"
melihat manusia tidur didalam kristal; itu pertama kalinya untukku. ketika aku berhati-hati dengan sekitarku aku mendekatinya. seperti yang mururu katakan, matanya tertutup seperti tertidur.
didalam kristal biru muda, seorang gadis, telanjang bulat, tidur sambil memeluk kakinya. itu adalah pandangan pertamaku. karena aku bisa merasakan aura kehidupannya, aku tahu dia tidak mati.
"ini tidak apa-aoa, kalian bisa masuk juga!"(renji)
ketika aku berteriak ke feirona, aku pun menyerahkan obor ke mururu.
"bisakah kamu beritahu aku siapa dia?"(renji)
[........]
aku bertanya tapi tidak mendapatkan jawaban dari ermenhilde.
ketika kebingungan, aku perlahan, dengan malu-malu meletakkan tanganku ke kristal. itu sangat hangat. kristal itu tidak sedingin batu. itu terasa hangat, seperti kulit seseorang. dan----
"-----!?!"
mataku tiba-tiba bertemu dengan gadis didalam kristal.