ಠ_ಠ ಠ_ಠ ಠ_ಠ
Chapter 44 : Turnamen Pertarungan (3)
Penerjemah : MasariuMan
aku penasaran apakah aku satu-satunya yang merasa enak melihat makanan perlahan berkurang dari hidangan yang banyak yang diatur di atas meja. Aku melihat Mururu memakan Udon dengan garpu setelah meletakkan sumpit yang sulit. Setelah beberapa saat, Mururu, yang hanya fokus pada makanannya, menyadari tatapanku dan menatapku.
"…… Apa?" (Mururu)
"Tidak ada, aku hanya berpikir bahwa kamu benar-benar bisa makan banyak."(renji)
"itu karena Enak sekali."
"Yah, aku senang mendengarnya. Itu dibuat oleh temanku jadi mendengarnya juga membuatku senang juga. "
"begitu."
Dia tersenyum lebar dan itu sedikit membingungkanku. Tapi, akan aneh untuk memikirkan hal-hal seperti itu dan tidak makan, jadi aku juga menggerakkan sumpitku ke piring. Pesananku adalah Soba. Solnea juga memesan hidangan yang sama, dan saat ini berusaha untuk menggunakan sumpit dan memakannya. Jika itu sulit, kamu bisa menggunakan garpu seperti Mururu lho... Ya, aku menyuruhnya menggunakan garpu, tetapi untuk beberapa alasan dia tampak bersikeras menggunakan sumpit saja. aku tidak mengerti mengapa dia menjadi begitu terobsesi dengan itu tetapi jika dia sendiri menginginkannya, aku pikir itu baik-baik saja walaupun Agak frustasi menontonnya. Mie akan mulai mengembang jadi aku harap dia tidak makan terlalu lama.
nona Francesca dan Feirona tampaknya bukan tipe yang suka mencoba makanan karena mereka masih memesan hidangan jenis spaghetti yang sudah umum di dunia ini. Mereka berdua, tentu saja, makan dengan anggun menggunakan garpu. keduanya terlihat bagus apa pun yang mereka lakukan. Solnea …… yah, melihat seorang wanita cantik yang kesulitan makan mungkin punya daya tarik tersendiri karena agak mengejutkan, kurasa?
Selain itu, ada juga hidangan yang digoreng dan sayur di atas meja. Yang pertama adalah, Sashimi? Hidangan jenis ikan langka di dunia ini, mungkin terbuat dari ikan sungai yang digoreng dan dimakan. Laut adalah wilayah monster, jadi pekerjaan seperti nelayan bahkan tidak ada. Bahkan di Kota sains Komersial yang terletak di pantai, ikan air asin sangat jarang dijual. Mereka ada tetapi jumlah dan variasi terlalu sedikit. Dengan demikian, hidangan berdasarkan ikan sangat jarang. Bahkan, mungkin ada orang di daratan yang bahkan tidak menyadari bahwa laut dan samudra pun memiliki ikan sendiri. Dan, untuk orang-orang seperti itu, hidangan di mana kamu memakan ikan mentah mungkin tidak 'segar' bagi mereka. Dan benar, hanya aku, yang memesannya, yang sedang memakan hidangan tersebut.
"Tapi tetap saja, siapa yang mengira bahwa masakan dari dunia lain akan begitu lezat." (fei)
"Sashimi juga enak lho.."
"…… ..Apakah itu memang harus dimakan mentah?"
"Yah begitulah. Jika kita memiliki wasabi, itu akan menjadi sempurna."
"Aku tidak benar-benar mengerti tetapi jika kamu yang mengatakannya, terserahlah."
Sepertinya dia benar-benar tidak punya niat untuk mencobanya. Bagi Feirona yang tinggal di hutan, makanan laut seperti ini akan menjadi langka. Dia bahkan tidak mencoba ikan yang digoreng.
Sambil tersenyum kecut saat aku mengarahkan sumpitku ke arah Sahsimi, nona Francesca dan SOlnea juga mengarahkannya ke arah itu.
"Oh."
"ada apa?"
"Tidak, tidak ada."
Keduanya tampaknya tidak menolak Sashimi. Mungkin mereka hanya mencobanya karena aku memakannya. noja Francesca menggunakan garpunya untuk memotongnya dan Solnea, sambil gemetaran, menggunakan sumpitnya untuk mengambilnya dan meletakkannya di piring kecilnya.
"Di tempat tinggalku dulu, Sashimi dianggap sebagai barang kelas tinggi lho?"(renji)
"Benarkah?"(fran)
"Karena itu dimakan mentah dan tingkat kesegaran sangat berarti, berbagai metode yang merepotkan harus digunakan untuk menjaga kesegarannya."
"Berbagai metode?"(fran)
"Yup, berbagai metode."
Mengatakan itu, aku cepat-cepat menggigit untuk menghentikan topik pembicaraan. aku tahu aku adalah orang yang memulai topik itu tetapi aku sama sekali tahu apa-apa selain itu. Dan juga, akan sulit bagi mereka untuk memahaminya jika aku berbicara tentang duniaku. aku lebih suka tidak terlalu membingungkan mereka. membuat orang bingung adalah kegagalan dalam memulai percakapan. Dan, jujur saja, untuk barang kelas atas, aku bisa dengan mudah mendapatkannya bahkan dengan gaya hidupku yang buruk.
Karena Solnea belum diberitahu tentang situasiku sampai sekarang, aku merasa akan sulit untuk membicarakannya di depannya. tapi itu tidak akan bertahan lama. karena aku aku juga tidak harus menjaganya selamanya.
"Tapi tetap saja, kamu benar-benar menunjukkan yang terbaik Nona Francesca."(renji)
"ya?"
"babak penyisihan. jujur, aku tidak berpikir kamu akan bisa bertarung dengan baik. "
"……… dia bahkan mengatakan bahwa kamu akan kalah, pada awalnya." (Mururu)
Tolong diamlah, Mururu.
Dan benar saja, ekspresi nona Francesca membeku sepenuhnya. Aku terbatuk dan menyesap tehku.
"Selamat. mungkin bisa saja kita akan saling bertarung di turnamen utama juga."(Renji)
"Eh?"
"yah, aku juga ikut serta dalam pertarungan utama jadi ada kesempatan kan?"
"Uu, ah …… benarkah?"
"Yah, seperti itulah."
"Kau benar-benar pembuli lho......" (fei)
Aku hanya mengangkat bahu karena kata-kata Feirona. Lawanku sudah diputuskan yaitu Souichi. Tapi aku satu-satunya yang tahu itu. Jadi aku boleh mengganggunya sedikit, kan? Mungkin aku sedikit sedih karena dia sudah berkembang tanpa aku sadari.
Ngomong-ngomong, aku benar-benar bahagia atas kemenangannya. Sebagai seseorang yang tahu seperti apa nona Francesca saat itu, aku benar-benar senang melihat begitu banyak perkembangan dalam dirinya dalam beberapa bulan.
"padahal ketika kita pertama kali bertemu, kamu akan terbunuh oleh beberapa goblin .." (renji)
"Kamu masih ingat itu ……"
"Aku ragu aku bisa melupakan itu."
Saat aku tertawa mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya karena malu. Sikapnya sendiri tidak berubah sama sekali sejak kami pertama kali bertemu.
dia Mencoba menaklukkan goblin meskipun dia tidak memiliki pengalaman, hampir mati dan kemudian meratap dan menangis setelah itu. Dan gadis itu sekarang cukup mampu untuk ikut dalam putaran utama turnamen. aku tidak tahu seberapa jauh dia bisa bertahan di turnamen tetapi aku berharap dia memberikan kinerja yang paling memuaskan.
"Bagaimana dia saat itu?" (mururu)
"Yah meskipun aku mengatakannya seperti itu, itu tidak terlalu lama kok. Aku kenal dia setelah aku menyelamatkannya dari para goblin yang menyerangnya."(Renji)
"Oh." (fei)
"Itu benar-benar berbahaya, jika aku tidak menyelamatkannya tepat waktu, dia benar-benar akan mati di sana." (Renji)
"Ya …… .. untuk saat itu, sekali lagi, terima kasih banyak. Jika Renji-sama tidak menyelamatkanku siapa yang tahu apa yang akan terjadi ……"(fran)
"Tidak, kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih dengan serius lagi sekarang...."
"Tidak, jika bukan karena Renji-sama, aku tidak akan pernah memenuhi mimpiku untuk tampil di ronde utama turnamen pertarungan."
aku hanya bercanda ketika aku berbicara tentang waktu itu lho... Tapi sepertinya ketakutan yang dia rasakan saat itu masih berada pada dirinya. yaaah berkat saat itu dia bisa memberikan yang terbaik dan tanpa sembrono dan menempatkan dirinya dalam bahaya sekarang. Bahkan setelah bisa bertarung dengan monster di dekat ibukota dan bahkan setelah memasuki babak utama turnamen pertarungan, dia belum merasa sombong. Bisa dibilang dia dewasa dengan cara yang sangat baik.
"dan Juga, kamu harus berterima kasih kepada Feirona karena membantumu menang daripada aku." (Renji)
Rasanya aneh mengatakannya sendiri, tetapi, aku sama sekali tidak melakukan apa pun yang akan membantunya menang. Paling-paling, satu-satunya hal yang pernah aku ajarkan kepadanya adalah menggunakan sihir perangkap itu ketika kami menghadapi para Orc itu. Dan sedikit pengetahuan umum tentang menjadi seorang petualang dan dasar-dasar monster, itu saja.
Aku bahkan tidak pernah mengajarinya cara mengayunkan pedang, apalagi cara bertarung. Itu sebabnya aku pikir mengatakan sesuatu seperti 'jika bukan karena aku' tidak sesuai dengan situasi.
"aku dan Mururu hanya mengajarinya bagaimana untuk selalu berhati-hati selama pertempuran. untuk penggunaan pedangnya, dia belajar hanya dengan melihat."(fei)
"Pedang ……… maksudmu aku?" (Renji)
"Umm, ya."(fran)
Feirona lebih menggunakan busurnya daripada pedangnya, dan Mururu menggunakan tubuhnya sendiri sebagai senjata. Jadi, jika nona Francesca belajar bertarung pedang hanya dengan melihat, pasti aku yang dilihatnya. Sekarang aku merasa agak malu.
Tapi tetap saja ..... Aku ingat pertarungan Francesca di colloseum. Bagaimana ya... aku benar-benar tidak yakin bahwa aku bisa bertarung dengan indah seperti dia. Bahkan selama pertarungan pedangnya, dia bisa menggunakan sihir bahkan saat pertempuran jarak dekat. Meskipun masih belum halus, dia masih bertarung seperti petualang yang cukup bagus. Dengan penampilannya, kurasa dia akan menjadi sangat populer suatu hari nanti. Sebagai seseorang yang seharusnya menjadi modelnya untuk bertarung menggunakan pedang, aku merasa sedikit sedih atau lebih tepatnya, menyedihkan.
Aku diajar oleh O'brien-san, tapi nyatanya aku tidak menggunakan gaya pedangnya sama sekali. dia adalah tipe yang menyerang dengan sekali tebas untuk membunuh sedangkan aku adalah tipe yang menyerang dengan cepat dengan beberapa serangan lemah untuk menghasilkan kerusakan. Dan nona Francesca sangat luar biasa karena menggabungkan skill pedang dan sihir. Tidak ada dari kami yang benar-benar mirip gayanya.
"Apakah gayanya benar-benar mirip dengan gayaku?" (Renji)
"Tidak sama sekali." (Mururu)
Untuk memastikan aku bertanya kepada Mururu dan dia memberikan balasan langsung. aku setuju juga.
"Itulah yang kupikirkan juga. Pedangku adalah—– "(renji)
"cara berPedang Renji jauh lebih jago." (Mururu)
—Tidak sehebat itu. Sebelum aku bisa mengatakan itu, Mururu memotong kata-kataku.
"Seperti yang dikatakan Mururu-chan ......" (fran)
"Kau juga ok menurut penilaianku. Bagaimana menurutmu, hai tuan yang agung?"(fei)
"Siapa yang kamu panggil tuan? aku tidak ingat mengajarkan pedang kepada siapa pun."(Renji)
"…… Uuu."
Saat nona Francesca mengerang, Mururu memelototiku. Kalian berdua benar-benar berhubungan baik. aku merasa sedikit iri dan aku berpikir tentang bagaimana menjawabnya.
Atau lebih tepatnya, aku merasa bahwa dia sudah sangat luar biasa. Setidaknya, dibandingkan dengan skill pedangku sendiri ketika aku baru tiga bulan belajar, aku bahkan tidak tahu cara mengarahkan pedang, aku hanya mengayunkan pedang itu dengan putus asa. Dan tidak peduli seberapa banyak aku belajar mengayunkannya, dalam pertempuran yang sebenarnya, aku hampir tidak bisa menggunakannya. Sebagai seseorang yang tahu itu, aku bisa tahu berapa banyak usaha yang harus dilakukan nona Francesca dalam pelatihannya. apanya yang harus diberikan, aku hanya bisa memikirkan hanya memuji dia saja.
"Pertama-tama, aku tidak merasa pedangku setajam itu." (Renji)
"benarkah?"
“Pedangku masih sangat canggung dan aneh. Aku hanya mempelajarinya dengan mati-matian mengayunkan pedang sambil melawan monster yang jauh lebih kuat. Meskipun aku telah diajarkan dasar-dasarnya, itu hanya selama satu bulan."
Selain itu, ada goblin, orc, lizardmen, zombie, hawkmen, vampir dan musuh humanoid lainnya dan juga treant, Garm, golem, chimaeras, naga, dan makhluk gila lainnya. Dan setelah bertarung dengan mereka, berusaha menjaga diriku agar tetap hidup, aku terus mengayunkan pedangku dan akhirnya berubah menjadi diriku yang sekarang. Itu tidak bisa disebut terampil, masih sangat canggung. Setidaknya, kurasa begitu.
Tapi ternyata teman-temanku menganggapnya terampil. Tentu saja, aku telah memotong musuh yang tak terhitung jumlahnya tetapi tetap saja, rasanya agak memalukan untuk dibilang seperti itu itu.
[fufufu.]
"Aku pikir kata 'terampil' tidak cocok untukku."(renji)
Saat aku mengatakan itu sambil menggaruk kepalaku, nona Francesca dan Mururu menatapku dengan tatapan kosong. Feirona, melihatku bermasalah dengan tatapan mereka, hanya tersenyum. Hanya Solnea, yang menatapku dengan wajah tanpa ekspresi seperti biasanya.
[Kamu banyak dipercaya, eh?]
"haaah~...."
aku kurang percaya diri bahkan pada ketika menjawab Ermenhilde. Benar, aku mengalami perjalanan yang sangat berbahaya untuk pergi dan membunuh Dewa iblis dan masih hidup sampai sekarang. aku berkembang lebih daripada petualang mana pun yang bisa aku pikirkan. Ini bukan permainan atau manga tapi melawan orang yang lebih kuat, pengalaman dari perjalanan, mereka semua adalah salah satu dari sedikit kekuatanku.
Dan itu sama dengan nona Francesca. Dia mengalami bahaya dan perjalanan, petualang pemula yang baru tidak akan pernah bisa sepertinya. Seorang keturunan Dewa iblis, penyergapan dari iblis, kejadian di hutan jiwa yang membusuk. itu Sudah cukup pengalaman untuk mengubah seseorang.
"Yah, aku senang kamu memperhatikan pedangku."(renji)
"Eh?"(fran)
"serius, Kamu telah berkembang begitu banyak dari pertama kali kita bertemu."
"Mouu, sudah cukup!"
Hahahaha. aku tidak ingin diriku menjadi satu-satunya yang merasa malu jadi aku memutuskan untuk melibatkan nona Francesca juga. Mengingat nona Francesca saat itu, dan wajahnya yang menangis setelah hampir mati karena goblin, hatiku terasa lebih ringan. Aah, ini menenangkanku.
[Kamu benar-benar pembully / pria jahat.]
Bukankah itu normal untukku?
Ketika aku mengganggu nona Francesca sambil makan Surimi, Feirona dan Mururu tertawa kecil. Mungkin, mereka sudah menyadari rasa maluku juga. Apakah aku mudah dimengerti? (masariuman: surimi itu ikan yang dicincang ya.. bukan indomie sarimi, apalagi yang isi 2.. bukan..)
"Jadi, apakah Surimi enak?" (Renji)
"rasanya aneh. tapi itu terasa enak kalau aku mengunyahnya terus."(Mururu)
"Haha, itu memang aneh sekali."
Itu pasti menjadi tekstur makanan baru untuknya, karena Mururu membuat wajah yang rumit saat makan. Ketika aku tertawa melihat wajahnya, aku ditendang di bawah meja. Tendangan itu tidak memiliki kekuatan sehingga tidak sakit sama sekali.
[Apa yang sedang kalian lakukan?]
“…… .bermain-main?” (Renji)
"ada apa?" (Mururu)
"Tidak apa."
Ketika aku memberikan jawaban kepada Erenhilde, Mururu bereaksi sehingga aku hanya memberikan jawaban yang samar-samar untuknya. nona francesca dengan senang memandang kami. Mururu pasti menyadari bahwa aku sedang berbicara dengan Ermenhilde. Baru-baru ini, indranya tentang hal itu semakin tajam.
Dan pada akhirnya, suasananya tetap seperti biasa ketika kami berbicara dan tertawa, daripada membuatnya terasa seperti perayaan kemenangan. Yah, sebagian besar Mururu yang makan. Solnea tampaknya cukup banyak makan juga, tetapi dibawah Mururu. tapi Solnea masih makan lebih banyak daripada nona Francesca.
Ketika kami membayar tagihan dan meninggalkan gedung, aku menggigil dari udara dingin di lorong yang kosong. Aku mungkin harus pergi dan menyapa Toudou juga, tapi aku merasa tidak enak membuat orang lain menungguku jadi aku memutuskan untuk tidak melakukannya. Ya, aku bisa bertemu kapan saja aku mau nanti, jadi tidak apa-apa.
"Babak utama turnamen akan segera dimulai. apakah kamu bisa menang? "(fei)
"Tidak mungkin. tapi yah, aku memang berniat untuk benar-benar berusaha kali ini."(Renji)
"Oh?"
"Yah, aku juga tidak akan menang hanya dengan itu."
Para wanita sudah mulai berjalan didepan. aku dan Feirona berjalan di belakang mereka dan dia menanyakan hal itu kepadaku.
aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk menang. Aku ragu aku benar-benar menang melawan Souichi. Tapi aku berharap setidaknya memberinya sedikit tantangan.
Jika, lawanku di babak pertama bukan Souichi, aku penasaran seberapa jauh aku bisa bertahan di turnamen. aku penasaran seberapa dekat aku dengan kemenangan. Aku dengan cepat menggelengkan kepala. Tidak ada gunanya memikirkan itu. Dunia tidak cukup mudah di mana kamu bisa menang hanya dengan melakukan sedikit usaha. Pada dasarnya itu akan terlihat kasar bagi mereka yang benar-benar bekerja keras untuk turnamen.
"Wajahmu terlihat lebih baik."(fei)
"bukankah Itu wajah normal yang sama dengan yang selalu kumiliki?" (Renji)
"Tidakkah kamu berpikir seperti itu juga?"(fei)
[Itu benar. Tidak buruk —— itu wajah yang kusuka.]
Pada saat itu, detak jantungku naik seketika. Bagi Ermenhilde itu hanya hal sepele untuk diucapkan tapi suara itu, dan kata-kata itu, itu tidak adil.
aku tidak membiarkannya nampak dalam ekspresiku, tetapi tatapanku terhanyut sesaat. elf yang peka yang berjalan di sampingku tidak akan melewatkan itu. Dia tidak mengatakan apa-apa tapi aku bisa melihat bahunya sedikit terguncang karena tawa yang tertahan. Aku melotot ke arahnya tetapi hanya diabaikan. dasar!
[Apa yang terjadi?]
"Tidak ada sama sekali."
[??]
aku menjawab dengan kasar tetapi aku tidak bisa menahannya sehingga aku merasa malu. aku tidak ingin orang melihatku seperti ini.
"Kamu benar-benar aneh, Renji."(fei)
"……..maksudnya ?"
Karena itu, aku membalas Feirona dengan suara yang agak kuat juga. Tetapi tanpa memperhatikan hal itu, Feirona melanjutkan.
"Kamu sama sekali tidak seperti pahlawan." (fei)
"Yah, aku tidak cocok menjadi pahlawan."
aku memberikan balasan standar kepadanya.
Pahlawan.
aku tidak cocok menjadi pahlawan. aku tahu itu lebih baik daripada orang lain.
"bagimu, seperti apa pahlawan sejati?" (fei)
"Ya …… pahlawan adalah harapan bagi semua orang. Mereka menjawab keinginan dan harapan orang-orang . Bahkan dalam keputus-asaan mereka melihat ke depan dan untuk dunia, untuk orang-orang, untuk siapa pun, untuk kebaikan yang lebih besar, mereka memberikan yang terbaik. Dan yang terpenting, kamu tidak menyebut dirimu seorang pahlawan, kamu disebut pahlawan oleh orang lain."
"Fumu. Itu tentu saja salah satu bentuk pahlawan. "
Jawabannya sangat ringan. Dia tidak mengabaikan pendapatku tetapi juga tidak menerimanya. Begitulah rasanya.
"Lalu, menurutmu seperti apa pahlawan itu?" (Renji)
"Seseorang yang dipercaya oleh semua orang, dan seseorang yang bisa menerima kepercayaan itu."
Pandangannya yang lurus begitu kuat sehingga aku mengalihkan pandangan seolah-olah melarikan diri.
Kepercayaan.
Itu kata-kata yang terlalu berat bagiku. Aya dan yang lainnya menaruh kepercayaan padaku. Kami bepergian bersama, saling percaya, dan memikirkanku dengan baik. Bahkan aku tahu itu. Dan bahkan sekarang mereka mempercayaiku seperti sebelumnya. Dan meskipun aku merasa berat, aku masih dimanjakan oleh mereka.
Tetapi tetap saja. tetap saja aku —— daripada orang-orang yang datang dari duniaku sendiri dan seperti keluarga bagiku, aku memilih Eru. aku akhirnya memilih untuk melindungi janjiku kepadanya.
.
Meskipun Eru sudah tidak ada lagi.
.
"Feirona ……"
"Kamu membuat wajah yang bagus sekarang, Renji."
“…………”
Aku menutup mulut atas kata-kata itu. aku ingin bertanya, bagaimana bisa? Tetapi aku tidak melakukannya.
Meskipun aku memilih Eru, aku mencoba untuk menjawab perasaan Aya dan orang lain.
Ini semua sangat membingungkanku dan merasa sepertinya aku akan menjadi gila.
"Ketika kami pertama kali bertemu, aku menganggapmu sebagai pria tanpa tekad dan seseorang yang membenci masalah. Tapi sekarang, kamu melihat ke depan."(fei)
"Jika tidak, aku akan jatuh dan melukai diriku sendiri."
aku menjawabnya dengan obrolan ringan tapi sepertinya dia tidak marah.
"Itu benar, jika kamu tidak melihat ke depan, suatu hari kamu akan tersandung dan melukai dirimu sendiri." (fei)
Dia hanya mengatakan itu kembali padaku. Dengan suara yang sangat ringan dan tenang. Itu masuk langsung di dalam dadaku.
Apakah memilih Eru adalah 'kesalahan'?
Apakah permintaanku kepada Astraera adalah sesuatu yang disebut 'tersandung'?
tidak. aku meneriakkan itu di dalam hatiku tetapi tidak bisa mengatakannya dengan keras.
Aah, aku tidak tahu lagi.
"Aku mengatakan tadi sore juga, Melihat kerja keras yang tidak menghasilkan adalah hal yang sangat menyakitkan. "(fei)
"Ya, benar."
"Jangan biarkan kerja keras / ketekunan Francesca sia-sia. Tidak apa-apa jika kamu bukan Pahlawan. Memang benar mungkin kamu benar-benar tidak cocok menjadi pahlawan."
Melihat ke depan, aku melihat nona Francesca dan yang lainnya berdiri dan menunggu kami.
"Tapi sekarang, kamu adalah tujuan / sasaran gadis itu. Bukan dunia atau milik siapa pun, tapi setidaknya jawablah kepercayaannya padamu. aku pikir kamu dapat melakukannya, kan?"(fei)
Ini, sama seperti saat itu ——– mirip dengan pilihanku ketika aku membunuh Dewa iblis.
aku hanya bisa memilih satu.
Bukan dunia, bukan teman-temanku, tidak semua orang ........ aku memilih Eru.
Itu bukan kesalahan. Benar, aku masih menikmati hidupku.
"……… yaaah, aku ..." (renji)
aku melihat rekan-rekanku saat ini.
aku melihat ke sebelahku, aku melihat seorang rekan yang suka ikut campur.
aku memasukkan tanganku ke saku. Ada partnerku yang sekarang telah berubah sejak saat itu.
"Aku akan berusaha yang terbaik."(renji)
"Dan itu juga tidak masalah."(fei)
Jawabanku pendek, begitu juga jawabannya.
Sebanyak itu tidak apa-apa, kan? Mungkin aku cenderung terlalu banyak berfikir. Tapi aku tidak yakin.
"Feirona."(renji)
"Apa?"
"Berapa umurmu?"
"Dengan perhitungan manusia …… sekitar 150 mungkin?"
"begitu....."
aku kira dari sudut pandangnya, aku tidak lebih dari seorang anak kecil. Hanya dengan kata-kata itu saja membuat hatiku terasa lebih ringan.
"Renji." (fei)
"Apa?"
"Kami tidak mengharapkanmu untuk bertindak seperti pahlawan di depan kami, oke?"
"……begitu..."
Orang ini mungkin juga seorang Esper.
aku hanya bisa memikirkan sesuatu seperti itu untuk mengubah suasana hatiku.
[………….]
Di dalam sakuku, aku membelai Ermenhilde dengan lembut. Tapi aku tidak mendapat balasan.
-----------------
masariuman : aaaaaaaaaa, fei is best bro !!!!! saya penasaran dengan masa lalu renji dan eru... AAAAAAAAA.. FLASHUBACK PLEASEE !!!!!